BONE, EDUNEWS.ID – Kepala Desa Mattirowalie Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Andi Swandi mengaku tengah mendalami aliran Puang Nene.
Andi mencari tahu keterlibatan 40 warganya dalam aliran yang diduga ‘sesat’ tersebut.
“Sudah kita lakukan komunikasi kepada pihak Aliran tersebut,” kata Andi Swandi, Jumat (24/3/23).
Andi membeberkan bahwa aliran ini dibawa oleh seorang warga asal Kabupaten Soppeng, Sulsel.
Adapun pemimpin aliran ini untuk wilayah Kabupaten Bone bernama Hasang Acang.
“Ada dua bos besarnya. Kalau di sini dikenal sebagai aliran Puang Nene,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Tim Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Aliran Keagamaan dalam Masyarakat (Pakem) Kabupaten Bone, Andi Hairil Akhmad, telah melakukan penelusuran terhadap masalah ini.
“Tim Pakem akan menelusuri bagaimana ajaran, ritual, pengikut, kegiatan, organisasi, buku dan peralatannya. Saat ini kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan tim,” jelasnya.
Andi Hairil menghimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan aliran yang bertentangan dengan ajaran agama.
Sebelumnya diberitakan adanya aliran sesat di Desa Mattirowalie, Kecamatan Libureng, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Aliran tersebut bernama Al Mukarrama Al Khaerat Segitiga Emas Sunda Nusantara, dipimpin oleh seorang pria bernama Walino alias Puang Nene.
Aliran ini diduga melarang pengikutnya melaksanakan shalat 5 waktu dan shalat Jumat.
Bahkan, para pengikutnya wajib memberikan mahar sebagai ongkos pembelian kursi untuk di hari akhir nanti.
