ASAHAN, EDUNEWS.id – Puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan diri mereka Gerakan Muda Pejuang Pembaruan Sumatera Utara (GMP2SU), menggelar aksi unjuk rasa di halaman kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Asahan kemarin (8/8/2016).
Aksi yang dilakukan aktivis mahasiswa tersebut meminta agar Kejari Asahan mengusut dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan dana anggaran Dinas Perikanan dan Kelautan (Diskanla) tahun 2015.
Selain orasi, puluhan mahasiswa tersebut juga memberikan selebaran yang berisikan tuntutan terhadap Kajari dan aparat penegak hukum agar segera mengusut anggaran BOS serta anggaran Diskanla.
Koordinator Lapangan, Katop, dalam orasinya mengatakan bahwa penggunaan anggaran di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Asahan serta dana BOS dan Dana Alokasi Khusus (DAK yang dilakukan oleh para kepala sekolah diduga terindikasi korupsi.
“Banyak kepala sekolah setelah menerima DAK dan BOS tiba-tiba menjadi orang kaya baru. Ini kan sangat mencurigakan dan begitu juga anggaran di Diskanla. Sementara selama ini penggunaan berbagai jenis dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tersebut banyak yang tidak jelas,” ujarnya.
Kami berharap, katop menambahkan, HR Hamonangan Hutagalung selaku Kepala Kejaksaan Negeri Asahan yang baru untuk dapat segera menindaklanjuti laporan dan tuntutan mereka.
“Apabila terbukti ada penyelewengan untuk segera ditindak sesuai Undang-Undang (UU) yang berlaku di negara kita,” tambah.
Sementara itu, Kejari Asahan melalui Kasi Intel, Muhammad Yusuf mengatakan pihaknya berjanji akan melakukan kajian dan menindaklanjutin terhadap tuntutan tersebut. Termasuk melakukan koordinasi dengan instansi terkait, khusus soal transparansi dana DAK dan penggunaan BOS maupun anggaran di Diskanla.
“Saya berjanji akan mengusut tuntas masalah ini,” kata Yusuf.
[Katop]
