YOGYAKARTA, EDUNEWS.ID – Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Social Movement Institute (SMI) menggelar aksi kamisan (11/8/16) di Tugu Yogyakarta. Aksi Kamisan kali ini merupakan aksi lanjutan dari aksi sebelumnya yang mengambil isu terkait persoalan yang di hadapi Haris Azhar, aktivis KontraS.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, Haris dilaporkan oleh Kepolisian, BNN dan TNI atas pencemaran nama baik saat dia membuat tulisan Cerita Busuk Dari Seorang Bandit, yang menyitir keterlibatan oknum dari ketiga institusi penegak hukum tersebut dalam kejahatan narkotika.
Aksi Kamisan kali ini menggelar spanduk panjang bertuliskan “Bersihkan Negara Dari Aparat Bejat” dengan tag line Kami Percaya KontraS Kami Dukung Haris Azhar.
Menurut Melki AS, Koordinator Aksi tersebut, mengatakan bahwa memang sengaja aksi kali ini mengangkat tema bersih-bersih aparat. Karena itu bentuk dukungan terhadap institusi penegak hukum agar bisa lebih professional lagi dalam menjalankan kinerjanya.
“Bersihkan Negara Dari Aparat Bejat ini adalah slogan penyemangat bagi institusi penegak hukum kita. Ini bukanlah hinaan tapi justru motivasi agar institusi tersebut bisa berbenah lebih baik. Dan tentunya kalau aparatnya bersih dari perilaku bejat, yang kadang ada juga yang dilakukan oleh segeluntir oknum tertentu, maka kepercayaan itu akan tumbuh. Kalau aparat penegak hukumnya saja tidak patuh hukum alias terlibat dalam tindakan jahat melawan hukum, lalu kita akan melabuhkan kepercayaan sama siapa lagi. Maka dari itu, penting bagi kami untuk memotivasi agar ada pembenahan dalam istitusi tersebut. Dan yang lebih jauh lagi, bersihkan Negara ini dari prilaku oknum yang bejat yang justru merusak nama baik kita saja” papar Melki AS.
Selain itu, masih menurut Melki AS, bahwa SMI dan LBH Jogja akan juga membuka Posko Darurat Bongkar Aparat sama seperti yang dikerjakan KontraS di Jakarta. Posko ini kemudian akan menampung masukan dan aspirasi masyarakat terhadap tindak yang dilakukan aparat terhadap masyarakat sipil secara individu dan kelembagaan.
Posko ini akan menjadi wadah bagi masyarakat atau lembaga untuk melaporkan praktik aparat yang diluar hukum. Dan hasil pelaporan ini akan dilaporkan ke KontraS sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Negara ini.
“Posko ini tidak harus dimaknai sebagai upaya melawan balik KontraS dan aktivis HAM atas ditetapkannya Haris Azhar sebagai tersangka pencemaran nama baik. Sekali lagi bukan seperti itu. Posko ini dibuat justru agar masyarakat mulai harus berani membuat laporan apabila diperlakukan oleh aparat secara semena-mena diluar koridor kerangka kerja mereka yang resmi. Masyarakat harus diajak untuk berani mensuarakan kebenaran apapun itu. Meskipun itu menyangkut lembaga Negara penegak hukum sekalipun. Masyarakat sudah harus mulai berani memberikan aspirasinya, kritik, saran atau apapun namanya terhadap penyelenggara Negara. Termasuk aparat penegak hukum. Masyarakat tidak boleh takut untuk melaporkan kejahatan meskipun itu dilakukan oleh oknum penegak hukum. Karena melaporkan kejahatan bukanlah kejahatan. Melaporkan kejahatan, yang dilakukan oleh siapapun itu, adalah kewajiban sebagai warga Negara. Apalagi kebetulan hasil-hasil laporan itu nanti akan jadi masukan ke presiden,” ungkap Melki AS.
Setelah pukul 17.00 wib, massa mulai membereskan perlengkapan aksi seperti payung hitam, spanduk dan lain-lain. Kemudian membubarkan diri secara tertib.
![](https://edunews.id/wp-content/uploads/2024/03/Logo-EDUNEWS-1.png)