*Oleh Nining Angraeni Ningsih
ARTIKEL, EDUNEWS.ID – Penggunaan teknologi informasi telah mengubah lanskap administrasi publik secara principal. Transformasi digital menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas layanan publik, meningkatkan efisiensi, dan merespons tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.
Dalam era dimana teknologi terus berkembang, penerapan solusi digital dalam administrasi publik menjadi suatu keharusan. Transformasi digital bukan sekadar tren, melainkan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi dalam administrasi publik.
Sama halnya dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Teritorial 4 Makassar yang tidak mau kalah dalam hal transformasi digital.
Pelabuhan yang ada di Makassar, sebagai pusat aktivitas maritim dan perdagangan, merangkul transformasi digital dengan pemasangan alat Turnstile di get 2 untuk jalur pejalan kaki. Inovasi ini membawa harapan besar dalam meningkatkan kualitas layanan dan efisiensi di Pelindo Regional 4 Makassar.
Turnstile adalah suatu alat pengaman atau pintu berputar yang dirancang untuk mengatur akses orang atau kendaraan pada suatu region tertentu.
Alat ini biasanya digunakan untuk mengontrol lalu lintas manusia dalam suatu tempat. Melalui penggunaan Turnstile, setiap individu yang berencana memasuki Pelabuhan Makassar diharuskan menggunakan kartu e-money pribadinya.
Penting untuk memastikan bahwa saldo dalam kartu e-money yang digunakan oleh pejalan kaki mencukupi untuk memfasilitasi akses masuk ke pelabuhan.
Dengan cara ini, sistem dapat berfungsi secara ideal dan pengguna dapat dengan lancar melewati Turnstile tanpa kendala. Pastikan bahwa saldo yang mencukupi juga menjadi aspek yang diperhatikan agar pengalaman masuk ke pelabuhan tetap efisien dan tanpa hambatan.
Selain itu saat dikonfirmasi iwan kepada mimbarmartim.com, Jumat (10/11/23) ia menjelaskan dengan menerapkan Turnstile pada pejalan kaki yang memasuki Pelabuhan Makassar menggunakan kartu e-money di gate.
Hal ini tentunya akan secara pasti mengurangi atau bahkan menghapuskan praktik pungutan liar atau pungli di wilayah Pelabuhan Makassar.
Selain itu iwan juga menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan di Pelabuhan Makassar melalui pemanfaatan teknologi digital, sehingga dapat lebih efektif dan efisien dalam mengurangi praktik pungutan liar (pungli).
“Khususnya karena pelabuhan berperan sebagai titik pusat yang sangat penting dalam alur ekspor dan impor, menjadi pintu utama bagi manusia, barang, tumbuhan, dan hewan,” katanya.
Dengan adanya Turnstile tentunya membuka pintu keamanan yang lebih ketat. Melalui pengenalan otomatis dengan teknologi pemindaian, setiap individu yang masuk atau keluar dapat teridentifikasi dengan cepat, menciptakan lapisan keamanan yang lebih baik.
Expositions otomatisasi Turnstile meminimalkan waktu tunggu, memungkinkan pejalan kaki untuk melewati pintu masuk dengan cepat dan efisien. Hal ini tidak hanya menghemat waktu pengguna, tetapi juga meningkatkan produktivitas dan keamanan pelabuhan secara keseluruhan.
Informasi yang dihasilkan oleh Turnstile dapat memberikan wawasan yang berharga. Mulai dari jumlah pejalan kaki hingga pola waktu saat ramai, informasi ini dapat membantu dalam perencanaan operasional dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Dengan proses yang lebih efisien, pengalaman pengguna di Pelabuhan Makassar dapat ditingkatkan. Antrian yang lebih pendek dan navigasi yang lebih cepat memberikan citra positif dan nyaman bagi pengguna pelabuhan.
Namun, seperti setiap penerapan inovasi lainnya, pemasangan Turnstile tentunya juga akan dihadapkan pada tantangan. Beberapa masyarakat mungkin belum terbiasa dengan teknologi ini, dan perlunya edukasi mengenai cara penggunaan dan manfaatnya.
Oleh karena itu, pelibatan masyarakat dalam sosialisasi dan edukasi intensif kepada masyarakat mengenai cara penggunaan Turnstile, keuntungan, dan langkah keamanan yang diterapkan akan menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan dalam penerapan program ini.
Dalam pandangan saya, pemasangan Turnstile di get 2 pada PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 4 Makassar adalah langkah maju yang penting. Ini bukan hanya tentang efisiensi operasional, melainkan juga menciptakan pondasi untuk pelabuhan yang terhubung, aman, dan efisien secara teknologi.
Transformasi digital seperti ini tidak hanya meningkatkan kepuasan pengguna, tetapi juga menciptakan model pelabuhan yang lebih modern dan sesuai dengan tuntutan zaman.
Transformasi digital dalam administrasi publik pada tingkat pelabuhan bukan hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga representasi dari komitmen Pelindo Regional 4 untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.
Dengan menggabungkan teknologi dan pelayanan yang humanis, Pelabuhan Makassar siap menyambut masa depan yang lebih efisien, inovatif, dan berdaya saing tinggi.
Nining Angraeni Ningsih, Mahasiswi Prodi Pascasarjana Ilmu Administrasi Publik UNM