Opini

Agar Tak Sekadar Umrah

Muhammad Ali, Alumnus Stiba Makassar.

*Muhammad Ali

OPINI, EDUNEWS.ID – Umrah adalah salah satu ibadah yang dianjurkan dalam Islam, siapapun yang mampu dari segi fisik dan finansial maka dianjurkan baginya untuk segera melaksanakannya.

Berdasarkan data dari Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia mencatat bahwa jamaah umrah 5 tahun terakhir ini terus meningkat mulai dari 974.650 menjadi 1.267.490 jamaah.

Ini pertanda bahwa semangat orang-orang Indonesia dalam melakukan ibadah umrah itu sangat membara.

Tapi ibadah umrah bukan sekedar perjalanan dari kampung halaman ke Tanah Haram (Madinah dan Makkah), namun perjalanan umrah adalah perjalananan yang dirangkaikan dengan Ibadah kepada Allah Subhanahu waatala.

Agar tidak sekedar umrah ada hal-hal penting yang mesti diperhatikan.

Pertama, niat yang tulus karena Allah.

Niat adalah modal yang paling utama yang harus diperhatikan.

Niatlah yang paling menentukan sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

“Sesungguhnya amalan itu tergantung dengan niatnya”.

Jika niat betul karena Allah maka ia akan mendapatkan ganjaran berupa pahala di sisi Allah, begitu juga dengan sebaliknya jika niatnya cuman ingin dipuji oleh manusia maka ia cuman mendapatkan pujian dari manusia tanpa mendapatkan pahala di sisi Allah.

Jika ibadah umrah yang dilandasi dengan niat yang benar maka membuahkan hasil yang baik, jika dilandasi dengan niat yang tidak baik maka cuman akan mendapatkan kesia-siakan.

Tentunya setiap orang yang melakukan perjalanan umrah tidak ingin perjalanannya sia-sia oleh sebab itu perhatikanlah niat terlebih dahulu.

Kedua, ilmu tentang umrah.

Pasalnya rangkaian ibadah umrah tidak sekedar mengelilingi ka’bah saja namun ada beberapa rangkaiannya agar umroh bisa dikatakan sah (diterima).

Mulai dari niat berumrah di Miqat. Miqat itu sendiri adalah tempat dimulainya para jamaah umrah untuk berniat sekaligus berihram.

Bagi jamaah umrah laki-laki diharuskan untuk memakai kain ihram tanpa campuran kain yang lainnya seperti baju dalam atau celana dalam.

Untuk jamaah umrah yang dari Madinah tempat Miqatnya di Masjid Dhul Hulaifah atau biasa disebut Bir Ali, kemudian tawaf sebanyak 7 putaran, dilanjutkan dengan sa’i dari safa ke marwah sebanyak 7 putaran, setelah itu tahallul atau gunting rambut.

Begitulah rangkaian umrah secara singkat.

Ketiga, memilih travel umroh yang tepat.

Tentunya memilih travel umroh bukan sekedar memilih karena ada keluarga di dalam, namun pilihlah travel umroh yang telah profesional dalam mengelola jamaah umrah.

Penulis telah berjumpa dengan banyak jamaah umrah di Madinah atau Makkah dan mendengarkan keluhan dari para jamaah tentang kelalaian pengurus travel dalam mengelolah jamaah umrah, mulai dari mutawif (pembimbing) yang tidak berkompeten, fasilitas hotel (penginapan) yang kurang nyaman bahkan mengeluhkan makanannya.

Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi pembacanya.

Muhammad Ali, Alumnus Stiba Makassar.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top