JAKARTA, EDUNEWS.ID – Ronny P Sasmita selaku pengamat Ekonomi Indonesia Strategic and Economic Action Institution memandang kebijakan makan siang gratis seperti kebijakan Robin Hood.
“Mengapa demikian? Karena sumber pembiayaannya diambil dari pengenaan pajak yang lebih tinggi untuk kelas atas,” kata Ronny dalam keterangannya, Rabu (6/3/2024).
Ronny menyebut makan siang gratis tergolong kebijakan sosial yang bersifat suplemental, bukan fundamental.
“Jadi, akan jauh lebih baik jika pendapatan orang tua anak-anak penerima makan gratis tersebut naik dan membaik, sehingga mereka mendapatkan bekal gizi yang cukup langsung dari kantong orang tuanya,” jelasnya.
Menurutnya, program tersebut berkorelasi dengan kecukupan gizi anak-anak, sehingga mereka bisa belajar dengan fokus dan serius.
