MAKASSAR, EDUNEWS.ID-Pengadaan kendaraan dinas baru untuk Bupati Enrekang, H Muslimin Bando yang dianggarkan 1,6 miliar di tengah situasi pandemi mengundang perhatian dari sejumlan pihak termasuk mahasiswa.
Kritikan salah satunya dilontarkan oleh pemuda dan mahasiswa asal Enrekang, Mansur yang menyebutkan dengan melihat kondisi daerah kabupaten enrekang saat ini tidak semestinya mengeluarkan anggaran hanya untuk membeli randis.
‘Semestinya lebih fokus menangani pendemik covid-19 yang banyak menggunakan anggaran daerah daripada harus menghambur-hamburkan uang 1.6 M,” kata Mansur dalam keterangannya, Ahad (5/9/2021).
Kata dia, merujuk pada keputusan bersama kemendagri no 177/KMK.07/2020 tentang percepatan penyesuaian anggaran daerah dan belanja daerah tahun 2020 di salah poinya membahas tentang belanja modal sekurang-kurangnya sebesar 50% dengan mengurangi anggaran belanja terutama pengadaan kendaraan dinas/operasional.
“Keputusan yang diambil tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini, semestinya uang sebesar itu di pergunakan untuk penanganan kesehatan dan Honor untuk Nakes serta memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat,” urai Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Trisakti Jakarta ini.
Mansur menuturkan, dengan kondisi covid-19 mestinya penggunaan anggaran tepat sasaran. Dari segi urgensi, kesehatan masyarakat yang menjadi perioritas utama bukan membeli mobil seharga 1.6 M.
“Secara etika dan moral mestinya malu mengeluarkan anggaran sebesar itu dengan kondisi pendapatan daerah yang setiap tahun hanya dapat memenuhi belanja pegawai,” urainya.
Mengenai anggaran randis tersebut, Kabag Umum Setda Enrekang, Umaruddin membenarkan saat dikonfirmasi media, Selasa (31/8/2021) lalu.
Ia menjelaskan Randis Bupati yang baru ini sudah dioperasikan sekitar satu bulan oleh bupati.
Umar mengatakan pengadaan Randis baru bupati Enrekang dilakukan dengan pertimbangan Randis yang lama sudah tidak layak pakai.
Hal itu karena mobil lama sudah sering ngadat karena usianya berkisar hampir delapan tahun.
Mobil Dinas Bupati Enrekang sebelumnya bermerek Land Cruiser Prado.
Hanya saja, kabag Umum mengatakan mobil tersebut sudah sering rusak, macet dalam perjalanan dan bahkan pernah mengalami rem blong.
‘Ini mobil Land Cruiser Pradonya Bupati sudah sekitar 8 tahun, sudah macet-macet kalau dipakai, kadang rusak di jalan,” ujarnya, dikutip dari tribuntimur.
“Artinya randisnya bupati yang dulu sudah tidak layak pakailah untuk orang sekelas bupati,” tambahnya.
Selain hal itu, Umar mengatakan alasan kedua mengapa bupati perlu ganti mobil dinas baru.
Itu karena Pemkab Enrekang sering mendapat kunjungan tamu nasional.
