MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Tidak hanya diikuti oleh OKP dan kelompok mahasiswa lainnya, Aksi tolak penghapusan BBM bersubsidi juga marak diikuti oleh kelompok masyarakat, termasuk para sopir ‘pete pete’.
Berdasarkan pengamatan edunews.id, kebanyakan Sopir ‘pete-pete’ yang menolak kebijakan itu, menyebut ekonomi sebagai alasan utamanya. Mereka menuntut dikembalikannya premium sebagai BBM yang terjangkau.
Salah seorang sopir yang merupakan warga Biringkanaya, Agus, berharap setidaknya subsidi tetap diadakan untuk angkutan umum.
“Kalau bisa berikan khusus buat angkutan umum. Jangan samakan dengan plat hitam. Kehidupan masyarakat agak susah karena pendapatan kurang dengan naiknya BBM. Tambah setengah mati,” ujarnya saat ditemui wartawan edunews.id usai aksi kemarin di depan Kantor Gubernur Sulsel, sekira pukul 10 pagi, Senin (3/1/2022).
Senada dengan Agus, tiga sopir pete pete lainnya, Amir (Tamalanrea), Bakil (Tamalate), dan Abdul Hafid (Tamalate) mengaku sangat dirugikan dengan BBM premium yang tidak lagi bisa diakses.
“Penumpang agak menurun karena tarifnya tinggi. 7000/org. Kita mau diturunkan kembali. Kembalikan subsidi agar angkutan umum bisa kembali lagi,” kata Amir.
“Kalau selain premium tidak terlalu cocok juga dengan angkutan umum, gampang panas, boros bahan bakar. Waktu premium masih bagus, normal busi,” tambah Bakil.
Abdul Hafid juga menimpali, “Belum corona selesai, hapus lagi subsidi. Disuruh lagi ke pertamax. Mati rakyat kalau kamma njo terus. Pertalite saja setengah mati, mau lagi pertamax. Kita mau premium kembali atau subsidi untuk pete pete.”
Di sisi lain, Sopir bernama Dg. Usu juga turut berkomentar, “Kita turun agar bagaimana kita sama mahasiswa bisa selesaikan ini. Selama premium dialihkan, itu yang tidak cukup dikasih cukup cukup saja kasihan. Terus terang, kami sudah tidak bisa berdiri,” pungkasnya.
