JAKARTA, EDUNEWS.ID–Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri bersyukur semua elemen masyarakat dapat melangsungkan Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah kali ini. Menurutnya, Iduladha adalah ritualitas sekaligus aktualitas religi penuh dengan nilai-nilai kehidupan dan tauladan yang baik untuk segenap umat manusia serta alam semesta. Dalam momen Iduladha kali ini juga, Firli turut mengungkapkan soal komitmen antikorupsi yang dimiliki oleh keluarga Nabi Ibrahim AS.
“Nilai-nilai kehidupan dan tauladan baik bagi segenap umat manusia beserta alam semesta ini, dapat dipetik dari hikmah Iduladha yang tak lepas dari peristiwa penting, yakni sejarah keluarga Nabi Ibrahim AS yang antikorupsi, akar diperintahkannya ibadah haji dan kurban oleh Allah SWT,” ujar Firli dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (10/7/2022).
Firli menjelaskan, keluarga kecil Nabi Ibrahim AS tidak pernah sekalipun melakukan korupsi. Bahkan, ketika sedang menghadapi fase krusial dalam kehidupannya, yakni ketika hendak menjalankan perintah Allah SWT untuk menyembelih anaknya yakni Nabi Ismail AS.
“Bisa saja Nabi Ibrahim AS, istrinya Siti Hajar dan buah hati mereka Ismail AS, mengkorupsi perintah tersebut, mengingat selain mereka, tidak ada satu manusiapun yang mengetahui takdir ini. Terlebih lagi setan yang terkutuk kala itu, sangat getol menggoda ketiganya,” tutur Firli.
Setan pun kemudian berupaya menghasut ketiganya untuk tidak melaksanakan perintah Allah SWT tersebut. Namun demikian, ketiganya tidak terbujuk hasutan setan tersebut, malah masing-masing mereka melempari setan dengan batu sebanyak tujuh kali.
“Keyakinan, keteguhan dan kerelaan luar biasa keluarga Nabi Ibrahim AS dijawab Allah SWT. Pisau untuk menyembelih Ismail AS mendadak tumpul meski berulang kali diasah. Kisah Ibrahim menyembelih Ismail lalu diganti berkurban seekor hewan sembelihan,” ungkap Firli.
Dari kisah keluarga Nabi Ibrahim AS tersebut, Firli menyinggung soal keteguhan tekad, keyakinan, keikhlasan, serta kerelaan. Dia menekankan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam menangkal rayuan setan yang hendak mempengaruhi umat manusia untuk berperilaku koruptif.
Selain itu, dia juga menilai kisah keluarga Nabi Ibrahim AS tersebut memiliki esensi, nilai, serta tauladan baik untuk segenap bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Hal itu khususnya dalam melawan perilaku koruptif yang menjadi masalah umat manusia dari dulu sampai saat ini.
“Tauladan yang diberikan keluarga Nabi Ibrahim AS dan keutamaan Iduladha, adalah momentum baik bagi kebangkitan umat melawan rasa tamak serta berperilaku koruptif, yang seyogyanya kita mulai dari diri sendiri,” pungkasnya.
