MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Ikatan Keluarga Alumni (IKA) SMPN 1 Watansoppeng akan menggelar Musyawarah Besar pada akhir bulan Juli mendatang.
Mubes tersebut, mencuat lima nama yang akan menjadi Ketum, namun hingga saat ini, kelima nama tersebut belum memastikan diri untuk maju pada Mubes nantinya.
“Tabe, figur yang kemarin muncul ada 5 orang tapi setelah dikonfirmasi belum ada kepastian, mungkin kepastiannya pada H-2 nanti,” kata Hasanuddin selaku Wakil Ketua Panitia.
Dikabarkan, panitia pelaksana memberikan waktu kepada calon Ketum IKA untuk mengajukan diri 2 hari sebelum hari kegiatan.
Kelima nama tersebut dipilih oleh Alumni lintas angkatan yang mengikuti Rapat pembentukan panitia Mubes yang digelar di La Daffa Cafe jalan Kemakmuran Watansoppeng, Sabtu (9/6/2022) lalu,
Diantaranya, Djusman AR (Tokoh Anti Korupsi), Lutfi Rauf (Dubes Mesir), Andi Adawiah (Rektor UNIPOL), Fankar Umran (Komisaris BRI), Simon Tandibua (Polri).
Selain itu, Ketua Panitia Erman Hasnawi mengatakan bahwa, dari lima nama belum ada yang memastikan diri bakal maju sebagai calon Ketum Alumni SMPN 1 Watansoppeng.
“Belum ada yang mencalonkan baik pribadi maupun dari angkatan,” katanya.
Sementara itu, dihubungi terpisah Djusman AR terkait pengusulan namanya, ia hanya mengucapkan terimakasih kepada kawan-kawan alumni yang mengajukan namanya.
“Untuk saat ini saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan alumni yang telah mengajukan atau mengusulkan saya, akan tetapi bukan berarti saya memastikan maju, saya hargailah usulannya itu namun sebaiknya prioritaskan memberi kesempatan kepada alumni yang lainnya, yang benar-benar bersedia maju. Pernyataan ini juga pernah saya sampaikan langsung kepada beberapa angkatan yang menemui saya, seingat saya ada 11 angkatan, baik senior maupun adek angkatan,” ucapnya.
Dirinya menyarankan, pada Mubes tersebut yang akan digelar pada tanggal 30 Juli mendatang bukan lagi baru mencari bakal calon tapi semestinya memasuki tahapan pemilihan untuk ditetapkan sebagai Ketum IKA. Kurang baik bila nanti hari haq baru sibuk mencari atau menunjuk calon. Kesannya settingan atau konspirasi.
“Harus kerenlah. Harus ada pendidikan demokrasi didalamnya meskipun hanya tingkat pemilihan IKA SMP. Idealnya sebelum memasuki Mubes sudah menetapkan bakal calon Ketum, dan nantinya terdapat tahapan dialog atau debat antar calon, begitu pun pemaparan visi misi dan program. Jadi pengujinya nanti, selain dari panitia juga dari guru dan perwakilan angkatan yang hadir, bahkan perlu pula diberi kesempatan ketua OSISnya bertanya sekaligus memiliki hak suara,” ujarnya.
Dirinya berharap kepada alumni lintas angkatan untuk lebih mencerdaskan dengan menerapkan sistem demokrasi, seperti memberikan hak kepada guru, perwakilan angkatan yang hadir begitupun terhadap Ketua OSIS SMPN 1 Watansoppeng.
“Guru, perwakilan angkatan yang hadir, harus diberi ruang, juga Ketua OSISnya untuk menggunakan haknya,” tambahnya.
“Secara pribadi sebagai Alumni, siapapun kelak terpilih sebagai Ketum IKA tidak dibolehkan membawa organisasi IKA dalam kancah Politik praktis, soal pilihan dikembalikan pada individu masing-masing. Artinya, IKA nantinya itu harus tegas, dilarang mengatasnamakan IKA Alumni SMPN 1 Soppeng untuk mendukung salah satu calon pada Pilkada,” tutupnya.
