MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Keputusan batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 membuat masyarakat kecewa.
Sebelumnya, FIFA telah memutuskan mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 23 Maret 2023 lantaran penolakan berbagai elemen terhadap Timnas Israel.
Nur Alim selaku mahasiswa Pascasarjana Prodi Olahraga Universitas Negeri Makassar (UNM) menilai bahwa ajang Piala Dunia menjaga angin segar sehingga dapat meningkatkan eksistensi olahraga Indonesia terkhusus sepakbola dan mendongkrak perekonomian pasca pandemi Covid-19.
Alim memandang angin segar tersebut menyebabkan sebagian kalangan justru masuk angin.
“Rupanya angin segar itu membuat sebagian kalangan masuk angin, flu dan demam. Berdalih karena Israel menjadi salah satu peserta piala dunia, seakan mengharamkan Israel untuk menginjakkan kaki di tanah air yang subur akan kebhinekaan,” kata Alim.
Meski begitu, Alim tidak menampik penolakannya atas segala bentuk kekerasan terhadap manusia.
“Memang tidak dapat dibenarkan tindak kekerasan akan tetapi perlu kita sadari bahwa dunia olahraga bukan hanya milik satu dua negara tapi seluruh negara di dunia memiliki hak yang sama dalam perhelatan olahraga,” ujarnya.
Mantan Sekretaris Umum IMORI Sulsel itu, lantas mempertanyakan maksud penolakan timnas Israel yang dinilainya berlebihan.
“Jika hal ini didasari karena ketidaknyamanan akan hadirnya Israel, mengapa baru sekarang? dan mengapa hanya dalam persepakbolaan?,” herannya.
Dirinya pun berpesan agar sebagai masyarakat supaya lebih bijak dalam menanggapi sesuatu.
“Mari taat menggunakan karsa, pandai menempatkan rasa dan bijak dalam menggerakan raga. Sebab Olahraga tidak hanya soal berlari, melompat atau melempar lalu sembunyi tangan, tapi terlepas dari itu ada nilai moralitas didalamnya,” pungkasnya.
