MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Istilah ‘Kota Dunia’ yang dilekatkan pada Kota Makassar nampaknya bukan sekadar jargon saja. Melainkan sebuah cita-cita Pemerintah Kota (Pemkot) ke depan.
Dan salah satu standar kelayakannya adalah seprioritas apa pelayanan dan kepedulian pemerintah terhadap anak-anak.
Pemkot Makassar lewat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) merancang program kerja yang sesuai dengan acuan dalam penilaian Kota Layak Anak (KLA).
Beberapa program kerja yang diusung, diantaranya Shelter Warga dan Lorong Wisata, mendapat apresiasi dari Endah Sri Rejeki selaku Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi, dan Partisipasi Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) setelah mepresentasikan 5 klaster yang sesuai klasifikasi KLA di Ruang Sipakatau, pada Selasa (13/6/23).
Endah melihat potensi besar pada program Shelter Warga. Sebab Shelter Warga menjadi wadah pendampingan bagi anak-anak yang menjadi korban tindak kekerasan.
“Tadi ada beberapa hal yang disampaikan, dan saya melihat adanya potensi dalam program Shelter Warga dan Lorong Wisata. Ini sangat bagus”, ucap Endah, dilansir rakyatsulsel.fajar.co.id, pada Kamis (15/6/23).
Achi Soleman selaku Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (DP3A) Kota Makassar turut membenarkan bahwa sudah ada puluhan Shelter Warga yang telah tersebar di beberapa kelurahan.
“Dengan adanya Shelter Warga, kami selalu mendampingi anak-anak yang mengalami tindak kekerasan. Kami telah membentuknya di 153 kelurahan secara bertahap dan timnya sudah terlatih serta mendapatkan pelatihan berkala”, tegas Achi.
Shelter Warga akan menjadi motivasi bagi warga untuk menyelesaikan kasus kekerasan terhadap anak demi terciptanya lingkungan sosial yang harmonis.
Lewat program Shelter Warga dan Lorong Wisata, Achi optimis Kota Makassar bisa meraih kategori utama untuk predikat Kota Layak Anak.
