MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, Makassar dikenal khalayak dengan sebutan ‘Kota Gerakan’.
Penyematan ini dikarenakan gemarnya mahasiswa menggelar demonstrasi, salah satunya di setiap momentum hari nasional.
Melansir makassar.tribunnews.com, momen Hari HAM Internasional, Hari Pendidikan, hingga Hari Anti Korupsi selalu dijemput mahasiswa dengan menggelar demonstrasi.
Pelabelan ‘Kota Demonstran’ juga dikuatkan dengan data pemaparan Kombes Pol Mokhamad Ngajib selaku Kapolrestabes Makassar saat mengikuti rapat di Ruang Rapat Pimpinan, Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, pada Rabu (26/7/2023) kemarin.
Kombes Pol Ngajib memaparkan data tersebut dalam kegiatan rapat koordinasi bertajuk gangguan Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) Sulsel.
Dari pemaparan tabel data periode Januari sampai Juli 2023, tertulis 48 kejadian aksi demonstrasi di Kota Makassar.
Dari sepuluh kampus, 48 kejadian demonstrasi tersebut berlangsung di depan delapan kampus yang berbeda.
Posisi ke empat, bertengger nama Unhas (Universitas Hasanuddin) dan UMI (Universitas Muslim Indonesia) dengan kejadian unjuk rasa sebanyak lima kali.
Posisi ke tiga, ditempati kampus orange UNM (Universitas Negeri Makassar) dengan jumlah delapan kali kejadian unjuk rasa.
Ke dua, ditempati kampus biru Unismuh (Universitas Muhammadiyah) dengan jumlah perolehan kejadian unjuk rasa sebanyak 11 kali.
Dan di posisi pertama, ditempati oleh kampus almamater hijau UINAM (Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) dengan kejadian demonstrasi sebanyak 14 kali.
Diketahui di tahun 2022 sebelumnya, Unismuh memuncaki urutan klasmen dengan perolehan 15 kali kejadian demonstrasi. Unismuh memuncaki posisi klasmen dari sepuluh kampus berbeda dengan total kejadian demonstrasi sebanyak 86 kali.
