DAERAH

Geram dengan Kriminalisasi dan Monopoli Tanah di Sulsel, Ratusan Masyarakat Serukan Penyatuan Gerakan!

Ratusan massa aksi Aliansi PRI Sulsel. Sumber: Dok. Pribadi.

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Geram melihat kekisruhan HAM dan demokrasi di Indonesia dewasa ini, ratusan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi PRI (Protes Rakyat Indonesia) Sulsel helat aksi demonstrasi.

‘Perkuat Persatuan Gerakan Rakyat untuk Mewujudkan Reforma Agraria Sejati, Penegakan HAM, dan Demokrasi’ menjadi tajuk utama demonstrasi ini.

“Oligarki itu semakin merajalela, di bawah kekuasaan rezim Jokowi-Ma’Aruf itu (juga) kemudian tidak menegakkan keadilan yang seadil-adilnya,” keluh orator.

PRI Sulsel menilai bahwa kekisruhan HAM dan demokrasi hari ini sudah tak bisa didiamkan lagi. Sebab rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negara demokrasi kini berbalik menjadi entitas yang paling tertindas dan tak jarang direpresif.

Selain itu, PRI Sulsel juga mengkritik agenda reforma agraria rezim Jokowi-Ma’Aruf yang menurut mereka hanyalah program palsu nan culas.

Pembentangan spanduk aspirasi bertuliskan ‘Perkuat Gerakan Rakyat, Wujudkan Reforma Agraria Sejati, Penegakan HAM, dan Demokrasi’ di Fly Over.

“Untuk memuluskan investasi masuk ke Indonesia, Negara dengan serius mengeluarkan kebijakan yang mempermudah mereka untuk masuk. Dalam menyikapi suatu kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat, Negara tidak segan-segan menurunkan aparat untuk memukuli, menangkapi, hingga membunuh rakyatnya, kawan-kawan sekalian,” tegas Orator dari KontraS Sulsel.

Contoh nyata kekerasan negara terhadap rakyatnya, menurut PRI Sulsel, bisa dilihat dari beberapa kejadian di berbagai wilayah di Sulsel.

Seperti, upaya reklamasi di Pulau Lae-lae, penggusuran di Bara-baraya, pengembangan kawasan industri di Bantaeng, pembangunan MNP, serta isu monopoli tanah yang diduga dilakukan oleh PTPN XIV Takalar dan PT Lonsum Bulukumba.

Demonstrasi tersebut dihelat di dua titik sentral Kota Makassar, yakni di Fly Over dan di DPRD Sulsel, pada Senin (25/9/2023) siang.

Pantauan edunews.id di lokasi, terdapat ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, buruh, dan masyarakat mengikuti aksi tersebut. Berbagai spanduk aspirasi, mulai yang kecil hingga terbesar, dibentangkan oleh massa aksi. Terlihat juga dua mobil yang menjadi pusat komando massa aksi.

Dalam pernyataan sikap yang tegas, Aliansi PRI Sulsel menuntut:

  1. Tolak perpanjangan HGU PTPN XIV Takalar
  2. Tolak pembaruan HGU PT Lonsum Bulukumba
  3. Tolak reklamasi Pulau Lae-lae
  4. Lawan upaya penggusuran Bara-baraya
  5. Hapus konsesi PT Vale di Kebun Merica Petani di Loeha Raya
  6. Hapus konsesi tambang pasir laut
  7. Cabut UU Cipta Kerja
  8. Tolak RUU Sisdiknas, lawan liberalisasi, privatisasi, dan komersialisasi pendidikan
  9. Berikan jaminan kesehatan dan keselamatan bagi warga dan pekerja Sektor KIBA
  10. Cabut IUP TII Toraja
  11. Hentikan aktivitas PLTA Malea
  12. Tolak geothermal di Toraja
  13. Selesaikan kasus pelanggaran hak pekerja di BUMN
  14. Hentikan kriminalisasi rakyat serta tangkap dan adili pelaku kejahatan ketenagakerjaan
  15. Evaluasi perizinan industri di kawasan pendidikan dan kesehatan.
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top