MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Senin (11/12/2023) sore, Moh Ramdhan Pomanto selaku Wali Kota Makassar resmikan dua Kapal Pinisi dalam perhelatan Annyorong Lopi Pinisi.
Danny Pomanto menyebut kedua kapal ini, yang diberi nama Adama’ dan Tungguma’, adalah komitmen Pemkot (Pemerintah Kota) dalam melestarikan nilai-nilai kebudayaan Sulsel (Sulawesi Selatan), khususnya Panrita Lopi asal Bulukumba dan Panrita Bola Toraja.

Rangkaian Annyorong Lopi Pinisi. Sumber: Dok. Pribadi.
“Kita ingin mewarisi (ini) kepada anak-anak Kita, anak-anak Kita harus menghargai master piece Kita, karya-karya besar Kita yang diakui secara (men)dunia,” ucap Danny di Tugu MNEK Kawasan CPI.
Danny berharap lewat kedua kapal ini, keingintahuan masyarakat; khususnya anak-anak regenerasi bangsa, tetap terjaga untuk tak melupakan budaya yang jadi ciri khas Sulsel terutama di Makassar.
Pasalnya, pembuatan Kapal Pinisi dan Rumah Adat Tongkonan memerlukan kemampuan khusus nan detail. Keterampilan khusus ini, kata Danny, yang membuat budaya Sulsel jadi sorotan bahkan diteliti berbagai mancanegara.

Danny saat menaiki Kapal Pinisi Adama’-Tungguma’. Sumber: Dok. Pribadi.
“Kita ingin menegakkan kebesaran Bugis, Makassar, Mandar, (dan) Toraja. Karena dengan budaya kita berbeda, dengan budaya itulah harga diri Kita, (dan) dengan budaya Kita besar,” jelasnya.
Danny tak henti-hentinya dibuat terpukau dan mengapresiasi kedua Kapal Pinisi ini. Kapal Pinisi Adama’ dan Tungguma’ ini nantinya akan direncanakan mengarungi laut dengan tujuan Singapura hingga Australia.
“Insya Allah F8 (yang) akan datang, akan lebih banyak atraksi lagi karena Kita sudah punya Pinisi yang memang asli digagas oleh Pemerintah Kota Makassar,” pungkas Danny.

Danny Pomanto saat beri sambutan. Sumber: Dok. Pribadi.
Pantauan edunews.id, perwakilan Polres Pelabuhan, Polrestabes Makassar, Kodim 1408, Kejari, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perhubungan, SKPD, PHRI, masyarakat Adat, hingga tokoh agama turut menghadiri Annyorong Lopi Pinisi.
Selain itu, masing-masing perwakilan mengikuti Tolak Bala lewat Ritual Appasiri’ sebelum Kapal Pinisi berlayar. Ritual ini diyakini masyarakat adat Bontobahari Bulukumba untuk menghindari marabahaya agar Kapal Pinisi bisa bertahan lama mengarungi lautan.
