SINJAI, EDUNEWS.ID – Pemuda Tani Merdeka (PETAKA) menentang pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di Sinjai, Sulsel.
Mereka menilai, ajakan dalam berinvestasi pada proyek tersebut merupakan malapetaka.
Irwan selaku Koordinator PETAKA menyebut proyek Geothermal telah memakan banyak korban.
“Pembangunan Geothermal sudah memakan banyak korban. Contohnya seperti pembangunan geothermal oleh PT. SMGP di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Pada tahun 2021 sebanyak lima warga meninggal dunia akibat menghirup gas Hidrogen Sulfida (H2S), kemudian di tahun 2022 setidaknya 79 warga yang keracunan,” kata Irwan dalam siaran persnya, Minggu (14/1/2024).
Irwan menyebut, terdapat 21 titik potensi pembangunan proyek Geothermal di Sulsel.
Dua diantaranya berada di Kabupaten Sinjai yakni Desa Salohe, Desa Kaloling Kecamatan Sinjai Timur, dan Desa Batu Belerang, Kecamatan Sinjai Borong.
Pihaknya juga mengkritik keras Bupati Sinjai, Andi Seto Asapa yang akan memberikan kemudahan investor asal Amerika Serikat dan Korea Selatan dalam proyek tersebut.
Irwan juga mengungkapkan, pembangunan geothermal dapat memicu konflik.
Ditambah lagi, titik panas yang berada di Sinjai Timur berdekatan lokasi perkebunan dan peternakan sehingga mengancam hajat hidup warga lokal.
“Kualitas dan kuantitas air juga akan terancam, apalagi lokasinya berdekatan dengan sungai,” urainya.
Tak sampai disitu, proyek ini dinilai bakal merusak sumber kehidupan Desa Batu Belerang.
“Pengembangan panas bumi Lompobattang di Desa Batu Belerang akan sangat berisiko tinggi karena Sungai Balantieng merupakan sumber air baku bagi masyarakat di daerah Sinjai Borong, Sinjai Selatan, Sinjai Timur, Sinjai Utara dan beberapa daerah di Kabupaten Bulukumba,” jelas Irwan.
“Selain itu, saya khawatir pengembangan pembangkit listrik panas bumi di Desa Batu Belerang akan mengulang bencana besar yang terjadi di Sinjai pada tahun 2006. Hal itu karena kegiatan pengeboran panas bumi akan membuat gempa minor dan pergeseran tanah sehingga dapat membuat longsoran yang menutupi tubuh sungai yang kemudian jebol dan menjadi banjir bandang,” tambahnya .
Olehnya, Irwan tegas menolak pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi di kedua lokasi tadi.
