MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Perayaan Hari Anak Nasional di Kota Makassar sukses terselenggara siang tadi di Hotel Aston, Rabu (7/8/2024).
Hadir perwakilan pelajar beserta orang tua/wali dan guru dari tingkatan SD, SMP, dan SMA se-Kota Makassar.
Hadir pula unsur Pemerintah Kota Makassar seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA), dan TP PKK Kota Makassar bersama mitra lainnya seperti UNICEF dan Save the Children.
Tak hanya itu, undangan juga berasal dari Forum Anak se- Sulsel, Putri Anak Sulsel, Forum Genre, dan Duta Remaja.
Kepala DPPPA Makassar, Achi Soleman, berterima kasih kepada seluruh jajaran dan rekan rekannya yang telah berkoordinasi dengan panitia kegiatan untuk menyukseskan acara ini.
“Tapi yang pasti partisipasi anak anakku semua yang membuat acara ini semeriah mungkin,” ucapnya saat membuka acara.
Ia juga mengapresiasi banyaknya sponsorship dan mitra partner yang terlibat, yaitu Bank Sulselbar selaku sponsor utama diikuti dengan sponsor lainnya seperti Arayu, Double D, Emina, Kaku Food, Tumpeng Tummy, Sewa HtTa Makassar, dan Makna.in.
Dirinya lantas berharap agar perayaan hari anak ini dijadikan ajang berefleksi sekaligus menuangkan kreatifitas anak anak di Kota Makassar.
Achi melanjutkan, kegiatan ini akan diselingi talkshow yang membahas kesehatan mental anak.
Hal ini karena banyaknya kasus anak terkait kesehatan mental, termasuk di Kota Makassar.
“Semoga dengan adanya talkshow itu membuka cakrawala kita tentang pentingnya kita semua anak menjaga kesehatan mental, teruntuk juga para orang tua dan guru untuk mendeteksi anak anaknya,” ujarnya.
Ketua Forum Anak Makassar (FAM), Erwin Setiawan, juga membenarkan pentingnya isu kesehatan mental untuk dibahas.
“Sesuai dengan tema hari anak agar anak terlindungi, kesehatan mental ini tak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik,” tuturnya.
Mental yang terganggu, kata Erwin, dapat menghambat tumbuh kembang anak dan berpengaruh pada kualitas hidupnya.
Ketua Panitia Rilo Prasetyo (FAM), menyampaikan harapannya kepada seluruh anak di Indonesia, khususnya di Kota Makassar.
“Semangat meraih mimpi, mengembangkan diri dengan potensi masing masing,” pesannya.
Diwarnai Berbagai Penampilan Kreatifitas

Penampilan tari kolosal oleh Forum Anak Makassar pada perayaan Hari Anak Nasional Kota Makassar di Hotel Aston, Rabu (7/8/2024).
Perayaan Hari Anak Nasional di Kota Makassar dirangkaikan pelantikan Duta Anak Kota Makassar, penyematan simbolis Pengurus FAM 2024, pembacaan suara anak Kota Makassar 2024, serta peringatan 1 dekade FAM.
Selain itu, dari awal hingga akhir acara diisi oleh hiburan tari tradisional oleh FAM dan SD Inpres Antang 1 Makassar, penampilan dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia, ice breaking, dan masih banyak lagi.
Pada pertengahan acara, digelar pula talkshow terkait kesehatan mental yang direspon antusias oleh seluruh undangan.
Talkshow ini dimoderatori oleh Fadly Ridwan dan diisi oleh 2 narasumber, yakni Shinta Werovilangi (Wakil Ketua II PKK Kota Makassar), dan dr Indrawaty Suhuyani (spesialis kedokteran jiwa).
Shita Werovilangi berpesan agar anak dalam kesehariannya belajar untuk curhat ke orang tua atau orang terdekat yang dapat dipercaya.
Hal tersebut perlu dilakukan agar anak tidak terjerumus dalam hal yang salah ketika mereka berhadapan dengan masalah.
Meski begitu, kata Shinta, tak dipungkiri masih banyak orang tua yang tidak membangun kedekatan dan komunikasi dengan anak.
“Ya setidaknya curhat ke orang tua atau bestie,” katanya.

Talkshow terkait kesehatan mental pada perayaan Hari Anak Nasional Kota Makassar di Hotel Aston, Rabu (7/8/2024).
Sementara itu, dr Indrawaty meminta agar anak anak tidak mengabaikan kesehatan mentalnya.
“It’s okay not to be okay, cari support system kita. Bisa ke orang tua, teman, atau tenaga profesional,” pesannya.
Ia lalu menggarisbawahi adanya beberapa tantangan terkait pemicu kesehatan mental yang dihadapi generasi saat ini.
Pertama, pesatnya arus teknologi yang sangat sulit untuk diimbangi.
“Ketika dunia sudah membawa hal dan nilai begitu banyak, kita belum sempat mengedukasi remaja kita, kita masih harus merangkul,” ucapnya.
Kedua, yakni pola dan sistem lama yang tidak lagi efektif untuk diterapkan pada generasi muda saat ini.
Orang tua, wali, atau pendidik diyakininya perlu beradaptasi dengan pendekatan tertentu untuk menanamkan nilai baik pada anak.
Di sisi lain, kata dr Indrawaty, anak juga perlu mempelajari komunikasi asertif saat ingin berhadapan dengan orang tua atau orang dewasa.
