JAKARTA, EDUNEWS.ID – Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Jasra Putra mendesak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menghentikan sementara program mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer. Sebab, program itu berpotensi melanggar hak anak.
KPAI juga merekomendasikan agar sarana dan prasana untuk pendidikan anak di barak militer diperbaiki. Pelatih siswa di barak militer juga harus dievaluasi oleh Dedi dan jajaran agar tak melatih dengan perspektif militeristik.
“Karena bagaimana pun juga melatih anak itu berbeda dengan melatih militer. Jadi perspektif pelindung anak itu harus ada. Dan bahkan kita dorong harus ada safe child guarding ya,” ujar Jasra.
Dia mengatakan upaya mendidik anak tak bisa dilakukan dengan pendekatan militeristik. Tetapi, harus dilakukan dengan upaya yang komunikatif.
“Bagaimana etika berhadapan dengan anak, bagaimana berkomunikasi dengan anak, bagaimana memahami anak adalah anak,” ucap dia.
Ia berharap kedisiplinan anak yang telah lulus pendidikan di barak militer tak hanya sesaat setelah mereka pulang pendidikan.
“Dari video-video yang ada, anaknya sudah patuh, anaknya tidak bolos sekolah, dan sebagainya. Nah harapannya seperti itu. Tapi apakah itu tetap bertahan? Nah ini yang tentu yang menjadikan tangan kita ke depan,” ucap Jasra. (int/met)
