MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Prof Karta Jayadi Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) berkunjung di Kedai Tujuh Belas yang merupakan milik sosok pegiat Anti Korupsi Djusman AR, berlokasi di Jalan Anggrek Raya Kelurahan Paropo Kecamatan Panakkukang Kota Makassar.
Pemilik Kedai, Djusman AR, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran sosok Akademisi nomor satu di Kampus UNM itu yakni Prof Karta Jayadi, di kedainya.
Dalam kesempatan itu, Djusman AR juga membuka diri untuk dikunjungi oleh siapa pun, termasuk pejabat.
Menurutnya, siapa pun yang berkunjung ke kedainya, termasuk pejabat, harus disambut dengan baik dan positif thinking.
“Siapa pun yang berkunjung di Kedai kami khsusunya pejabat, harus saya respon baik dengan mengedepankan positif thinking, apalagi seorang cendekia menjabat Rektor (Prof Karta Jayadi),” kata Djusman AR.
Djusman AR menyebut sosok Prof Karta Jayadi menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berinteraksi dengan siapa pun.
“Sebagai akademisi dan pemimpin salah satu kampus terkemuka, beliau tidak hanya dikenal sebagai sosok yang cerdas, tetapi juga figur yang terbuka, rendah hati, dan mudah berinteraksi dengan berbagai kalangan,” ungkapnya.
Menurut Djusman AR di berbagai kesempatan, Prof Karta Jayadi selalu menunjukkan kesediaan untuk menerima saran, koreksi, dan bahkan kritik.
“Prof Karta Jayadi ini selalu terbuka kepada siapapun yang menyapanya, dia merespons dengan baik, ia juga selalu menunjukkan kesediaan untuk menerima saran, koreksi, dan bahkan kritik,
Djusman AR juga menyebut bahwa sosok Rektor UNM itu punya keterbukaan dalam berinteraksi dengan berbagai kalangan.
“Saya percaya bahwa keterbukaan dan kemampuan beradaptasi adalah kunci untuk membangun diskusi yang konstruktif, itulah yang di contohkan oleh Prof Karta Jayadi,” beber Djusman AR.
Oleh karena itu, Prof Karta Jayadi menjadi contoh figur yang sangat dibutuhkan lembaga pendidikan. Dia merupakan sosok yang terbuka, rendah hati, dan mudah berinteraksi dengan berbagai kalangan. Yang lebih penting, dia tidak pernah merasa lebih pintar dari yang lain, sehingga dapat membangun hubungan yang harmonis dan konstruktif dengan siapa pun,” lanjutnya.
Djusman AR: Saya Selektif Menerima Pejabat yang Berkunjung
Djusman AR, seorang yang dikenal sebagai Tokoh Aktivis Anti Korupsi, memiliki prinsip yang Teguh dalam menerima pejabat yang berkunjung ke kedainya. Menurutnya, tidak semua pejabat yang berkunjung akan diterima dengan baik.
“Ketika ada pejabat mau berkunjung atau berkawan dengan saya, tentu saya selektif menerima orang,” tuturnya.
“Saya pun meyakini Prof Karta Jayadi juga demikian,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan bahwa jika ada pejabat yang mau berinteraksi hingga berkawan dengan dirinya, itu artinya pejabat tersebut bermental anti korupsi.
“Kalau ada saya respon, itu artinya di mata saya pejabat tersebut menghargai profesi saya dan pasti mereka (pejabat) cukup clear persoalan korupsi,” ulasnya.
Lebih lanjut dia juga memberikan penegasan kepada para pejabat bahwa dirinya tidak segan-segan melawan pejabat yang korupsi.
“Kalau ada pejabat nakal atau bermental korup mau berkawan dengan saya, itu artinya mau mencelakai dirinya sendiri. Prinsipnya, siapapun kalau korupsi pasti saya lawan,” katanya dengan tegas.
Ia juga memberikan contoh bagaimana dirinya pernah menggiring keluarganya ke hotel prodeo dalam perkara korupsi.
Namun bagi Djusman AR Koordinator Badan Pekerja Komite Masyarakat Anti Korupsi (KMAK) Sulselbar yang juga dikenal Mantan Ketua Forum Mahasiswa Pascasarjana (MACASAR) Unhas tersebut.
Menyampaikan yang terpenting ia senantiasa berpesan untuk saling mengingatkan dalam kebaikan, bahwa setiap berinteraksi dengan siapapun sesuai profesinya kedepankan upaya pencegahan sebelum penindakan namun bukan berarti kompromi tapi sejalan dengan instrumen pemberantasan korupsi yang menganut upaya pencegahan dan penindakan.
Kepada Prof Karta Jayadi ia menyampaikan, untuk jalan selurus lurusnya dan mengemban amanah dengan baik.
Ia juga menyebut kalau ada oknum mengaku Aktivis Anti Korupsi tapi doyan cari-cari proyek APBN dan APBD lawan saja dan begitu pun terhadap yang mengklaim diri Anti Korupsi tapi kemudian metode kerjanya mengedepankan pemberitaan dan atau berdemo, tidak langsung melaporkan ke lembaga penegak hukum maka tertawakan saja dan jangan takut.
“Silahkan jalan selurus lurusnya dan mengemban amanah dengan baik, bahwa kalau ada oknum mengaku Aktivis Anti Korupsi tapi doyan cari-cari proyek APBN dan APBD lawan saja dan begitu pun terhadap yang mengklaim diri Anti Korupsi tapi kemudian metode kerjanya mengedepankan pemberitaan dan atau berdemo, tidak langsung melaporkan ke lembaga penegak hukum maka tertawakan saja dan jangan takut,” tutupnya.
