MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Pernyataan Wakil Menteri Pendidikan, Prof Stella Christie yang menyebut bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mampu meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan Matematika anak, kini menuai tanggapan kritis dari berbagai pihak.
Salah satunya, tanggapan kritis itu datang dari Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar (UINAM) Muh Alwi Nur pada Sabtu (16/8/25) lalu.
Ia menilai bahwa pernyataan tersebut menarik, namun memunculkan pertanyaan logis di kalangan mahasiswa.
“Jika benar MBG mampu meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris dan Matematika, maka alangkah baiknya jika program ini juga diberikan secara merata, termasuk kepada para pemangku kebijakan, agar manfaatnya benar-benar terasa menyeluruh,” ujar Alwi dengan nada satire.
Ia juga menyinggung bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat digantungkan semata pada aspek pemenuhan gizi semata, tetapi harus didukung oleh sistem pendidikan yang sehat dan berkeadilan.
“Gizi tentu penting, namun kita juga dihadapkan pada masalah yang jauh lebih kompleks seperti kurikulum yang berubah-ubah, ketimpangan distribusi guru, hingga sarana pendidikan yang belum merata antar daerah,” paparnya.
“Jika isu-isu ini tidak turut diselesaikan, MBG hanya menjadi program pengisi perut, bukan solusi utuh bagi dunia pendidikan,” lanjutnya.
Ia pun menegaskan bahwa program seperti MBG seharusnya menjadi bagian dari pendekatan yang lebih sistemik dan menyeluruh.
“Kecerdasan bangsa tidak lahir dari piring nasi saja, melainkan dari sistem pendidikan yang adil, berkualitas dan berkelanjutan,” tutupnya dengan tegas.
