MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Pelaksanaan program Sosialisasi Pembelajaran Mendalam oleh Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Sulawesi Selatan menuai kritik pedas dari kalangan sekolah.
Sejumlah kepala sekolah mengeluh harus menanggung biaya hingga Rp14 juta per sekolah, sebuah angka yang dianggap tidak masuk akal mengingat jumlah peserta yang sangat terbatas.
Kekhawatiran ini mencuat seiring dengan pernyataan seorang kepala sekolah yang tak ingin namanya disebutkan. Ia merasa biaya yang dibebankan terlalu tinggi dan memberatkan, serta tidak sebanding dengan manfaat yang didapatkan.
“Kami bingung, kenapa harus bayar sebesar itu. Sementara dari pusat katanya sudah ada dana untuk ini,” ujarnya.
Anggaran Miliaran dari Pusat Langsung ke Sekolah
Di sisi lain, penjelasan dari Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen PDM Kemendikdasmen), Gogot Suharwoto, justru bertolak belakang dengan situasi di lapangan. Gogot membeberkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran total sekitar Rp750-800 miliar untuk program deep learning dan koding-artificial intelligence (AI).
Gogot menegaskan dana ini ditransfer langsung ke rekening setiap sekolah, bukan melalui BBGTK atau lembaga perantara lainnya. Anggaran yang diterima sekolah berbeda-beda, dengan rincian:
- SD: Rp22,5 juta
- SMP: Rp35 juta
- SMA/SMK: Rp45 juta
Menurut Gogot, dana ini bisa digunakan sekolah untuk tiga hal: pelatihan, pembelian buku pendukung, dan berlangganan konten pembelajaran. Ia juga menekankan bahwa sekolah diberi keleluasaan penuh untuk mengelola dana tersebut sesuai petunjuk teknis yang ada.
