MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Sosiolog Universitas Negeri Makassar (UNM), Sopian Tamrin, mengulik fenomena begal dan tawuran yang masih marak terjadi di tengah masyarakat.
Hal ini dilakukannya saat tampil sebagai narasumber dalam Diskusi Publik oleh Public Policy Network (Polinet) di Kawasan Planet Sudiang, Kecamatan Biringkanaya, Rabu (8/6/2022).
Dalam ulasannya, Sopian menjelaskan perlunya memperhatikan ruang sosial dalam melihat permasalahan seperti begal dan tawuran.
Sebab, fenomena dan temuan perilaku masyarakat di lapangan merupakan produk kehidupan di ruang sosial.
“Kalau dalam ilmu sosial, apa yang kita temukan di lapangan adalah produk kehidupan sosial. Nah saat ini kalau kita bicara kehidupan, ruangnya tidak hanya ada di sekolah atau rumah, tapi juga ada di medsos (gadget),” ulasnya.
Sopian memberi contoh bahwa pencegahan kenakalan remaja, seperti meminta anak anak untuk tinggal di rumah, tidak dijamin efektif.
“Dulu anak bisa dijaga orang tua, disuruh pulang ke rumah. Sekarang mungkin saja tubuh sudah pulang dan masuk kamar, tapi pikiran dan imajinasinya ada di ruang lain. Media sosial itu bukan cuma akun, tapi ada kehidupan di sana,” terangnya.
Maka dari itu, lanjut Sopian, untuk mengubah perilaku negatif remaja, seperti begal atau tawuran, memerlukan koreksi atas konsep dalam kehidupan sosial itu sendiri.
“Yang harus dikoreksi adalah kehidupan sosial kita. Saya berharap ada riset soal ini. Perlu ada kurikulum pengembangan pemuda yang datanya berbasis riset,” tukasnya.


