MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Persoalan gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, Makassar, selalu menjadi pekerjaan rumah yang tak kunjung usai. Namun, di balik tumpukan masalah ini, terkuak perbedaan strategi monumental antara Wali Kota Makassar sebelumnya, Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto, dan Wali Kota saat ini, Munafri Arifuddin (Appi). Keduanya punya visi besar, tapi dengan pendekatan yang berbeda jauh, memicu pertanyaan: strategi siapa yang paling jitu mengatasi krisis sampah Makassar?
Di era kepemimpinan Danny Pomanto, fokus utama pengelolaan TPA Antang adalah pada proyek ambisius Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Dengan investasi triliunan rupiah dan kerja sama dengan pihak asing, Danny bermimpi mengubah sampah menjadi energi listrik berskala besar, bahkan menjanjikan TPA Antang akan bertransformasi menjadi ruang terbuka hijau yang asri dalam hitungan tahun. Visinya adalah solusi jangka panjang yang mengubah sampah menjadi sumber daya bernilai tinggi, sekaligus membersihkan TPA secara fundamental.
Appi: Pragmatisme dan Efisiensi Jadi Kunci Revolusi Sampah?
Namun, di bawah kepemimpinan Munafri Arifuddin (Appi), angin perubahan berembus dengan arah yang sedikit berbeda. Appi, dengan pendekatan yang lebih pragmatis, memilih untuk mengutamakan kecepatan dan efisiensi biaya. Ia gencar menjajaki teknologi Refuse Derived Fuel (RDF) atau pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi lainnya, seperti bahan bakar diesel. Menurut Appi, teknologi ini lebih realistis, efisien dari segi investasi, dan dapat diterapkan lebih cepat dibandingkan proyek PLTSa yang menelan biaya sangat besar.
“Kita tidak bisa hanya bermimpi besar tanpa melihat kondisi riil. Yang terpenting adalah solusi yang cepat, efisien, dan bisa langsung mengurangi beban TPA,” ungkap Appi, menyoroti urgensi penanganan TPA Antang yang sudah sangat kritis.
Selain itu, Appi juga fokus pada percepatan transformasi TPA Antang menjadi sistem sanitary landfill yang modern, serta upaya mitigasi dampak lingkungan yang dihasilkan TPA saat ini. Ia juga secara terbuka menyatakan akan meninjau ulang dan mengevaluasi proyek-proyek yang sudah direncanakan atau berjalan dari pemerintahan sebelumnya, termasuk yang terkait PLTSa, demi memastikan kelayakan dan efektivitasnya.
Dua Visi, Satu Tujuan: Makassar Bebas Sampah?
Meskipun terdapat perbedaan signifikan dalam pilihan teknologi dan prioritas implementasi di TPA, baik Danny Pomanto maupun Munafri Arifuddin memiliki tujuan yang sama : membebaskan Makassar dari belenggu sampah dan menciptakan kota yang lebih bersih serta berkelanjutan.
Danny Pomanto mengusung visi grand design jangka panjang dengan investasi kolosal pada PLTSa. Sementara Appi memilih jalur yang lebih “grounded” dengan teknologi RDF dan fokus pada efisiensi serta percepatan penanganan dampak langsung.
Perdebatan mana yang “lebih cerdas” mungkin tak akan pernah berakhir. Namun, yang jelas, warga Makassar menanti hasil nyata dari visi Wali Kota Makassar saat ini, Munafri Arifuddin. Akankah Makassar benar-benar bisa lepas dari bayang-bayang gunung sampah di TPA Antang? Kita tunggu saja implementasinya!
tim redaksi
