BULUKUMBA, EDUNEWS.ID – Aktivitas Tambang Galian C di Sungai Balantieng, Desa Batu Karopa, Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba, diprediksi mendatangkan malapetaka terhadap masyarakat setempat.
Meskipun penolakan sudah lama dilakukan, namun hingga kini aktivitas tambang masih berjalan.
Aktivitas penambangan itu berhasil direkam warga hingga tersebar di beberapa grup WhatsApp.
Sejumlah pihak seperti Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Batu Karopa, tokoh masyarakat, hingga Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A), menilai aktivitas tambang akan merusak lahan persawahan warga dan menyebabkan krisis air bersih.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan.
Beberapa tahun silam, sawah warga Batu Karopa terdampak akibat bendungan rusak karena aktivitas tambang.
Selama tujuh bulan, warga harus berjuang mendapatkan akses air bersih di desa tetangga yakni Desa Bulolohe.
Hal tersebut senada dengan penilaian Amrullah Husein, selaku Tokoh masyarakat.
Dia memastikan bendungan akan rusak jika ada aktivitas tambang di sana.
“Seperti prima logam dulu, bendungan hancur dan warga Batu Karopa kesulitan mendapatkan akses air bersih. Jangankan untuk mandi, untuk minum saja puluhan mobil tiap hari ambil di desa tetangga Bulolohe selama 7 bulan,” ungkapnya, Minggu, (26/2/2023).
Husein mengatakan bahwa warga telah berulang kali turun langsung ke lokasi, dan dulu sudah ada kesepakatan untuk tidak ada aktivitas tambang lagi.
“Saya dan warga Batukaropa dan Bulolohe sangat berharap agar tidak ada aktivitas tambang di Sungai Balantieng,” harapnya.
