MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Fajlurrahman Jurdi menganalisis oligarki kekuasaan dan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) non aktif, Nurdin Abdullah (NA) yang ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Ia mengatakan, NA sedang membangaun aliansi oligarki. Hal tersebut ia sampaikan dalam diskusi Publik yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gerakan Radikal Anti Tindak Pidana Korupsi (Garda Tipikor) Universitas Hasanuddin (Unhas) di Warung Kopi (Warkop) Megazone, jalan Topaz Kota Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (13/3/2021), lalu.
“Pak Nurdin bukanlah seorang oligar, dia hanya cukong oligar, ‘bahasa kasar saya’,” kata Fajlurrahman Jurdi.
“Jadi dia mengumpulkan uang untuk disetor kepada oligarki lain yang punya perlindungan pertahanan kekayaan yang lebih kuat,” tambah Dosen Fakultas Hukum Unhas itu.
Dirinya menilai NA ingin membangun lingkaran oligarki baru.
“Beliau sedang membangun oligarki sendiri,” ujar Fajlur yang juga penulis buku tentang oligarki
Lanjut Fajlurrahman, dirinya menyarankan NA untuk mengungkapkan semua kasus, sehingga dapat memperbaiki birokrasi di Sulawesi Selatan.
“Untuk menghindar dari jeratan undang-undang dan alat bukti KPK itu agak sulit, yang bisa dilakukan oleh beliau adalah bongkar semuanya, bicara terbuka, minta perlindungan, lalu jadi itu meninstrumen untuk merivitalisasi birokrasi kekuasaan yang korup ini, memang mau tak mau harus demikian, kalau mau menghindar dari jeratan hukum agak susah,” sarannya.
