MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar menggelar simulasi Game edukasi Jagai Anakta’ di Kantor Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Makassar, Kamis (2/6/2022).
Game atau permainan ini disiapkan sebagai upaya edukasi terkait perkawinan anak yang saat ini marak terjadi.
“Itu game yang akan kami replikasi ke masyarakat, mengedukasi pola pola yang baik untuk mengasuh anak. Isu yang kami angkat yakni pencegahan perkawinan pada anak,” ungkap Kepala DP3A Makassar, Achi Soleman.
Nantinya, game tersebut akan dilakukan di lorong wisata, melalui shelter warga yang telah dibentuk.
“Sebelum turun dilakukan simulasi agar semuanya siap. Dan ini tetap dilakukan melalui shelter warga di lorong wisata. Adapun fasilitatornya itu dari Puspaga,” jelas Achi.
Dampak Perkawinan Pada Anak
Achi menjelaskan bahwa akan ada beberapa dampak jika perkawinan dilakukan pada usia anak.
“Banyak dampak. Misalnya, dampak pendidikan. Kemungkinan sekolahnya akan terputus dan dia tidak bisa meraih pendidikan sesuai jenjang,” terangnya.
Selanjutnya, ada pula dampak kesehatan. Secara biologis, anak belum siap untuk melakukan hubungan seksual ataupun mengalami kehamilan (bagi perempuan), sehingga mengancam keselamatan ibu dan anak. Hal ini juga dapat menimbulkan stunting pada anak.
Kemudian, lanjut Achi, dampak sosial ekonomi. Orang yang melakukan perkawinan pada usia anak kemungkinan akan terabaikan dalam mencari penghasilan keluarga. Usia anak untuk bekerja terbilang sulit sehingga dapat terjebak dalam siklus kemiskinan.
