MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Kawasan Center Poin of Indonesia (CPI) seakan-akan dikuasi oleh oknum yang memungut biaya parkir liar.
Para oknum tersebut sudah berkali-kali diberi peringatan, ditertibkan bahkan dijaring oleh pihak kepolisian tapi tetap juga melancarkan aksinya.
Padahal sangat jelas pemerintah memberlakukan bebas parkir di kawasan tersebut, termasuk di kawasan kuliner Lego-lego dan masjid 99 kubah.
Salah satu pengunjung Lego-lego, Haerul menyampaikan, ia pernah berkunjung ke Legolego beberapa pekan lalu, ia bersama temannya dipalaki uang parkir Rp3 ribu.
Padahal di sana ada tulisan bebas parkir.
Karena takut bermasalah, ia memberi uang sesuai permintaan oknum tersebut.
“Saya kasi uang Rp3 ribu, takutnya nanti bermasalah atau ribut-ribut di sana, tidak enak,” ungkapnya, Kamis (2/12/2021).
Ia menilai, parkir liar di CPI sudah menjadi rahasia umum. Tetapi aparat atau petugas yang berjaga di sana seolah melakukan pembiaran.
Beberapa anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan (Dishub) Sulsel bahkan menyaksikan langsung pungutan liar alias pungli tersebut, tapi tidak melakukan tindakan pencegahan.
“Bebas parkir tulisannya, tapi tetap dimintaki, baru adaji juga petugas di sana yang pantau-pantau, nabiarkanji ada bayar parkir,” bebernya.
Ia menambahkan, para petugas baru memberi respon setelah adanya postingan yang viral di sosial media.
Seorang netizen menyampaikan keluhan lewat salah satu akun sosmed anonim.
Usai viralnya postingan tersebut, Dishub dan SatpolĀ PP Sulsel baru melakukan rapat terkait penanganan oknum yang melakukan pungli.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala SatpolĀ PP Sulsel, Mujiono mengatakan, pihaknya sudah menurunkan 15 petugas untuk memantau situasi di kawasan tersebut.
Di samping itu, ada juga personel Dishub 10 orang, dan delapan dari Perseroda Sulsel.
“Upaya kita luar biasa (tindakan pencegahan), puluhan petugas di sana, sadi Satpol, Dishub dan Perseroda,” ucap Mujiono dikonfirmasi lewat telepon.
Kata dia, teguran langsung, edukasi, hingga penertiban sudah berulang kali dilakukan.
Hanya saja, tidak gampang kata dia, ada oknum yang dengan sengaja memanfaatkan area tersebut untuk memungut uang pengunjung.
“Kita tertibkan lagi, memang tidak mudah ngatur warga dan oknum, kita harus atur tidak boleh tidak, namanya oknum cari kesempatan aja, yang pasti tidak ada berbayar,” pungkasnya.
Dikonfirmasi terkait asal usul oknum tersebut, Mujiono tak bisa menjawab, ia mengatakan identitasnya tidak jelas.
Sumber : tribun
