CAMBRIDGE, EDUNEWS.ID – Universitas Cambridge memang tidak memiliki hubungan apapun dengan Cambridge Analytica, perusahaan konsultasi yang dituduh menyalahgunakan pengguna Facebook.
Namun, salah satu orang yang menjadi pusat kontroversi di kasus ini adalah Aleksandr Kogan, seorang dosen dari Universitas Cambridge. Aleksandr Kogan yang merupakan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Cambridge mengembangkan aplikasi kuis yang dapat memanen data-data dari pengguna Facebook.
Data-data itu kemudian diduga dipakai Cambridge Analytica untuk kepentingan kampanye politik. Ternyata, Universitas Cambridge dikabarkan sudah menyadari mengenai aktivitas yang dilakukan salah satu dosennya.
Dikutip dari Financial Times, Jumat (23/3/2018), awalnya para anggota dari Cambridge Psychometrics Centre (pusat psikometrik Cambridge) mempertanyakan aksi Kogan yang menciptakan aplikasi kuis yang mirip dengan ciptaan peneliti di universitas.
Pihak peneliti di Cambridge sudah khawatir aplikasi yang dikembangkan Kogan malah dipakai untuk tujuan komersial. “Kogan harusnya tidak melakukan itu dan ketika ia melakukannya, seharusnya fakultas melakukan sesuatu,” ucap seorang akademisi di Universitas Cambridge yang meminta identitasnya disembunyikan.
Sumber itu menambahkan bahwa apa yang dilakukan Kogan mengancam demokrasi liberal. Financial Times turut mendapat info perihal cekcok yang dulu terjadi antara Kogan dan Universitas Cambridge terkait kasus ini.
Tapi, pihak universitas tidak menindaklanjuti karena masalah terlalu kompleks dan dikhawatirkan memakan banyak dana. Pihak Universitas Cambridge menyatakan telah mendapat kepastian dari Kogan bahwa tidak ada penggunaan data, sumber, atau fasilitas universitas untuk pekerjaannya di Global Science Research yang kelak berbagi data dengan Cambridge Analytica.
Kogan mengaku menggunakan aplikasi tersebut untuk kepentingan akademis saja, dan tidak mengetahui penyalahgunaan yang dilakukan Cambridge Analytica terhadap data pengguna Facebook.
