MAMUJU, EDUNEWS.ID – Ikatan Guru Indonesia (IGI) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) turut menanggapi polemik acara wisuda yang diadakan mulai dari jenjang TK hingga SMA/SMK/MA.
Ketua IGI Sulbar Sutikno menilai, acara seremonial wisuda bukan hal penting dan wajib dilakukan sekolah.
“Kegiatan seremonial seperti itu sangat merugikan orang tua siswa dan tidak bernilai manfaat,” ungkap Sutikno dikutip dari Tribun-Sulbar.com, Sabtu (17/6/2023).
Acara pembagian ijazah atau rapor dilaksanakan di hotel-hotel, menurutnya tidak masuk akal, apalagi sampai membebani orang tua.
“Sebaiknya acara seperti ditiadakan, baik itu sekolah negeri maupun swasta.Hari ini kondisi serba sulit, hendaknya acara seremonial lebih mementingkan isi,” ucapnya.
Salah satu orangtua murid bernama Mikhayla Eka, mengadu ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.
Dia meminta agar dihapus acara wisuda yang dianggap tidak perlu diadakan di TK, SD, SMP hingga SMA.
Hal itu disampaikan Eka di kolom komentar di unggahan Instagram Nadiem Makarim pada Selasa kemarin.
Menurutnya, wisuda hanya diperuntukkan di perguruan tinggi, adapun di sekolah, Eka beranggapan itu hanya memberatkan orang tua siswa.
