MAKASSAR, EDUNEWS.ID-Universitas Hasanuddin kembali akan melakukan pengukuhan guru besar pada Selasa (4/5/2021) di Ruang Senat Lantai 2 Rektorat Kampus Unhas, Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar.
Pada pengukuhan guru besar ini, ada 3 nama yang akan dikukuhkan yakni Prof Dr Sartini MSi Apt, Prof Dr Darmawansyah SE MSi dan Prof Dr Indrianty Sudirman SE MSi CRMP CRGP.
Yang menarik, dalam pengukuhan tersebut, ada dua guru besar yang dikukuhkan merupakan saudara kandung, yakni Prof Dr Sartini sebagai guru besar dalam bidang ilmu Mikrobiologi di Fakultas Farmasi yang juga saat ini menjabat Wakil Dekan II dan Prof Darmawansyah dalam bidang ilmu ekonomi kesehatan masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat. Sementara Prof Indrianty di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dalam pidato pengukuhan tersebut, Prof Sartini mengangkat judul Prospek katekin teh hijau sebagai obat modern asli Indonesia (OMAI) untuk terapi pendamping antibiotika B- lactam terhadap bakteri Methicillin Resistant Staphyloccus Aureus.
Sedangkan Prof Darmawansyah mengangkat judul Kebijakan pembiayaan kesehatan di Indonesia: Tantangan menuju kemandirian kesehatan di era pandemi covid 19.
Adapun Prof Indrianty Sudirman membawakan pidato berjudul Markor Plus: Suatu Pendekatan Baru Untuk Pengayaan Konsep Market Oritentation.
Judul pidato penerimaan jabatan profesor tersebut sangat berkesuaian dengan kondisi pandemi global saat ini.
Informasi terkait pengukuhan sebagai guru besar tersebut diketahui saat prof Darmawansyah mengontak Koordinator Forum Komunikasi Lintas (FoKaL) NGO Sulawesi, Djusman AR saat berbincang santai dengan wartawan di salah satu cafe bilangan Toddoppuli, kota Makassar, Jumat (30/4/2021) malam.
“Kebetulan kedua orang ini, prof Darmawansyah Djohansyah dan Prof Sartini Djohansyah adalah kakak sepupu saya. Prof Darmawansyah adalah salah satu Badan Konsultatif di Lembaga Peduli Sosial Ekonomi Budaya Hukum & Politik (LP-SIBUK) Sulsel dan Forum Komunikasi Lintas (FoKaL) NGO Sulawesi, lembaga yang saya pimpin selama ini,” ujar Djusman kepada wartawan.
Sementara Prof Indrianty Sudirman, kata Djusman selain sebagai dosen pembimbingnya semasa di pascasarjana unhas, juga merupakan salah satu badan konsultatif di dua lembaga yang ia pimpin.
“Yakni Lembaga Peduli Sosial Ekonomi Budaya Hukum dan Politik (LP-SIBUK) Sulsel dan Forum Komunikasi Lintas (FoKaL) NGO Sulawesi,” tutur Djusman.
Djusman sendiri saat ini selain memimpin dua lembaga tersebut, juga diketahui sebagai Koordinator Badan Pekerja Komite Masyarakat Anti Korupsi (KMAK) Sulselbar.
Dirinya pun menyampaikan apresiasi dan selamat atas pengukuhan sebagai guru besar kepada Prof Darmawansyah dan Prof Sartini.
“Tentu kami bangga, atas nama keluarga dan lembaga mengapresiasi atas prestasi dan capaian akademik yang telah diraih,” kata Djusman yang juga dikenal sebagai tokoh anti korupsi ini.
Kak Mawang dan Kak Nini, sapaan akrab kedua guru besar yang bersaudara kandung tersebut, memang dikenal sebagai keluarga yang sangat peduli terhadap dunia pendidikan.
