Opini

Buah Hari Perlawanan Rakyat Luwu: Pemimpin Harus Berkarakter Taro Ada Taro Gau!

Penulis.

*Oleh Adri Fadli

OPINI, EDUNEWS.ID – Pada 23 Januari 2024, masyarakat Tana Luwu kembali memperingati Hari Jadi Luwu (HJL) ke-756 dan Hari Perlawanan Rakyat Luwu (HPRL) ke-78 yang tahun ini dipusatkan di Kabupaten Luwu Timur.

HPRL mengingatkan kita pada perang gerilya yang dipimpin langsung oleh Datu Luwu ke-29, Andi Djemma. Pada masa itu, Andi Djemma bersama Barisan Sukarno Muda serta Pemuda Republik Indonesia dan pejuang lainnya berjibaku melawan dan mengusir penjajah Belanda dari Tana Luwu.

Di 21 Januari 1946, Datu Luwu mengultimatum pihak Belanda untuk segera angkat kaki dari Tana Luwu. Sebagai bukti integritas antara kata dan perbuatan, akhirnya Datu Luwu bersama rakyat melakukan serangan ke Tangsi KNIL karena Belanda tak kunjung mengindahkan peringatan tersebut sampai pada batas waktu yang telah ditentukan.

Selaku kader LMND Palopo, saya berpandangan prinsip Taro Ada Taro Gau wajib untuk diterapkan setiap pemimpin di Tana Luwu. Ini menunjukkan integritas seorang pemimpin. Dari katalah turun perbuatan. Perbuatan haruslah menjadi contoh dari seorang pemimpin.

Pemimpin itu pantang mengingkari ataupun menyalahi apa yang telah dikatakan dengan apa yang dilakukan. Sebuah tindakan, harus sesuai sebagaimana yang pernah diucapkan.

Pepatah mengatakan, “Kerbau dipegang tali hidungnya, manusia dipegang kata-katanya”. Prinsip satunya kata dan perbuatan tersebut menjadi amalan wajib bagi setiap pemimpin di level manapun, sehingga titahnya menjadi sakral, suci, untuk diamalkan atau ditunaikan. Terutama agar dapat dicontoh oleh masyarakat luas.

Tentu masyarakat Tana Luwu sangat menjunjung tinggi budaya Sipakatau. Sipakatau sendiri yang artinya memanusiakan manusia.

Dalam kehidupan di masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, maupun ras, sifat saling menghargai dan menghormati antar-sesama harus ditanamkan untuk mempertahankan suasana yang harmonis dan hidup berdampingan. Memanusiakan manusia juga berarti harus menjunjung tinggi keadilan dan memahami bahwa setiap manusia itu setara.

Oleh karena itu, nilai ini juga menuntut masyarakat untuk menghargai setiap manusia tanpa melihat status sosial yang dimiliki orang tersebut.

Saya, selaku kader LMND, menentang segala bentuk kesewenangan penguasa. Misalnya, Kepala Daerah yang tidak amanah atau mengingkari janji atau tidak melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya. Terlebih jika tidak memberikan apa yang menjadi hak orang.

Adri Fadli, Ketua LMND Kota Palopo.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top