JAKARTA, EDUNEWS.ID – Angka 19% mungkin terdengar kecil, tapi ini adalah alarm bahaya bagi Indonesia. Amerika Serikat (AS) resmi menetapkan tarif impor 19% untuk produk Indonesia. Secara nominal, ini memang lebih rendah dari Vietnam (20%), India (23-25%), apalagi China yang kena lebih dari 50%. Namun, keunggulan tipis ini bisa jadi jebakan mematikan bagi daya saing ekspor kita!
Riset tajam Kiwoom Sekuritas Indonesia yang baru dirilis (16 Juli 2025) berjudul “Jangan Salah Kaprah – Untung Ruginya Tarif Trump 19% Buat Indonesia” mengungkap fakta pahit. Indonesia sempat di ambang tarif 32%, dan kini “hanya” 19%. Tapi jangan terlena!
“Importir AS melihat total landed cost, bukan sekadar tarif. Vietnam dan Meksiko punya efisiensi pengiriman dan perjanjian dagang yang lebih baik,” ungkap Kepala Riset Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, dikutip Kamis (17/7/2025).
Artinya, tarif rendah tidak menjamin kemenangan. Jika biaya logistik kita mahal dan kualitas produk kita kalah saing, barang-barang Indonesia akan tetap tergilas di pasar AS. Ini bukan lagi sekadar perang angka, tapi perang efisiensi dan kualitas!
Peringatan ini harusnya jadi lonceng darurat yang memekakkan telinga. Indonesia tak bisa lagi bersantai. Ini saatnya berbenah total dalam aspek harga, efisiensi logistik, dan standar produk. Jika tidak, keunggulan tarif 19% ini hanya akan menjadi angka manis di atas kertas, sementara ekspor kita babak belur di medan perang pasar global. Akankah Indonesia bangkit, atau justru terpuruk di bawah bayang-bayang negara tetangga? Masa depan ekspor kita dipertaruhkan!
