Kampus

Kritik Tajam Peraih Nobel : Ranking Kampus Dunia Disebut Cuma Iklan

JAKARTA, EDUNEWS.ID  — Sebuah pernyataan mengejutkan datang dari peraih Nobel Fisika, Brian Schimdt, yang secara terang-terangan menyatakan skeptis terhadap perankingan kampus-kampus dunia.

Dalam konferensi pers KSTI 2025, Schimdt menyebut perankingan tersebut lebih sebagai alat iklan bagi universitas daripada cerminan kualitas pendidikan yang sesungguhnya.

“Mereka (lembaga perankingan) di sana untuk menjual, iklan bagi pelajar,” tegas Schimdt, Jumat (8/8/2025) kemarin.

Menurutnya, parameter yang digunakan untuk menilai berbagai kampus di seluruh dunia tidaklah adil. Parameter yang sama diterapkan di universitas-universitas dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sangat berbeda.

“Padahal kondisi di Cambridge, dengan Indonesia berbeda karena ekonomi. Saya pikir mereka benar-benar problematik,” ungkapnya.

Dirinya menyerukan agar pelajar lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Ia menyarankan agar pelajar lebih baik berkonsultasi langsung dengan konselor dari perguruan tinggi tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lebih detail dan akurat.

Pernyataan Schimdt ini ternyata selaras dengan pandangan Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto. Dalam kesempatan terpisah, Yuliarto mengingatkan agar kampus di Indonesia tidak sekadar mengejar angka dalam perankingan.

“Kita bukan mengejar angka, bukan semata-mata angka,” kata Brian di Jakarta, 20 Maret 2025. Ia menekankan bahwa hal terpenting adalah dampak yang bisa diberikan kampus kepada masyarakat, baik itu melalui inovasi maupun kerja sama dengan industri.

Meskipun demikian, Yuliarto tidak menolak perankingan secara keseluruhan. Ia melihatnya sebagai motivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

“Tetapi secara umum kami melihat itu semua menggambarkan atau ingin mengukur kualitas dari pengajaran,” jelasnya.

Yuliarto berharap peningkatan kualitas ini tidak hanya demi peringkat, tetapi untuk kemajuan negara.

“Kita berharap tentu ada dampak ekonomi, artinya riset-riset yang dilakukan kita perlu dorong terus menjadi hilirisasi,” pungkasnya.

Sinergi antara dua pandangan ini menguatkan urgensi bagi perguruan tinggi di Indonesia untuk fokus pada kualitas riil dan dampak nyata, bukan sekadar popularitas di panggung global. (**)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top