Liputan Khusus

Duta Anak Gowa Sebut Perempuan masih Rentan menjadi Korban Kekerasan

Dwi Fauziah Aisyah.

GOWA, EDUNEWS.ID – Kasus pencabulan terhadap anak perempuan umur 9 tahun di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, sudah seharusnya menjadi perhatian berbagai stakeholder.

Diketahui belakang ini,i kasus kekerasan hingga pelecehan terhadap perempuan semakin marak terjadi.

Duta Anak Gowa Tahun 2022, Dwi Fauziah Aisyah yang turut prihatin dengan kondisi tersebut, mengaku semakin memperburuk posisi perempuan di kehidupan sosial.

“Dari kasus ini, kita sebagai perempuan merasa ruang untuk bersosialisasi itu terbatas,” kata Aisyah saat ditemui oleh edunews.id, Kamis (18/5/2023) sore kemarin.

Siswi SMA 9 Gowa yang akrab disapa Ais itu, meminta publik untuk tidak selalu menyalahkan perempuan di setiap kasus kekerasan maupun pelecehan seksual.

“Karena tidak menjamin kita sebagai perempuan yang sudah berhijab, sudah menutupi diri kita, tetap saja masih bisa mengalami kekerasan seksual. Bahkan anak dibawah umur pun bisa saja dilecehkan oleh orang dewasa,” ujarnya.

“Padahal orang dewasa yang kita anggap memiliki akal sehat justru melakukan kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur,” sambung Ais.

Menurutnya, perempuan harus selalu mawas diri, bahkan jika sedang berada dilingkungan orang terdekatnya.

“Dan kita sebagai perempuan merasa takut, berkurang keinginan untuk bersosialisasi, karena tidak menutup kemungkinan orang2 disekitar kita, orang terdekat kita menjadi pelaku,” ungkapnya.

Lanjut Ais, besarnya potensi kekerasan yang diaktori oleh orang-orang terdekat disebabkan korban sudah merasa aman.

“Kita sudah menjalin hubungan yang cukup dekat, sehingga ada rasa nyaman yang mulai timbul dari dalam diri. Kemudian yang namanya keimanan seseorang rasa nafsu itu sulit dikontrol,” jelas Ais.

Saat ditanya tentang masih tabunya edukasi perihal pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak di masyarakat, Ais mengaku tetap gigih untuk terus melakukan upaya-upaya edukasi.

“Misalnya, masyarakat perlu tahu bahwa kekerasan seksual bukan hanya pemerkosaan, tetapi bisa saja dalam bentuk candaan, itu sudah termasuk kekerasan seksual karena korban merasa kurang nyaman,” bebernya.

“Meski begitu, kami sebagai agen 2P akan terus menerus memberikan edukasi kepada masyarakat. Sehingga forum anak tetap harus bertindak sebagai agen pelopor, dengan harapan masyarakat dapat memahami secara utuh tentang pentingnya edukasi pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak,” paparnya.

Dari kasus ini, Ais pun mengaku mendapat pekerjaan rumah tambahan supaya lebih giat lagi melakukan upaya-upaya edukasi.

Dia memastikan bahwa Forum Anak Kabupaten Gowa akan kembali menggelar Program Santika.

“Jadi di Forum anak Gowa itu, ada program Santika atau sosialisasi anti kekerasan seksual. Program ini setiap tahun kami laksanakan. Jadi kedepannya kami akan melaksanakan program itu lagi, guna meminimalisir potensi kasus serupa terulang,” tutup Ais.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top