TAKALAR, EDUNEWS.ID – Pegiat Sosial, Makmur, menyebut solusi fenomena pembusuran ada pada level pencegahan. Hal ini lantaran mayoritas pelaku pembusuran di kabupaten Takalar masih di bawah umur.
“Sampai saat ini, saya belum mengetahui bagaimana penyelesaian dari masalah ini oleh pemerintah dan aparat hukum, karna pelakunya di bawah umur, menurutku proses penyelesaiannya harusnya berfokus pada pencegahan,” kata Makmur kepada edunews.id, Senin (13/5/2024).
Makmur yang berlatar belakang disiplin ilmu sosiologi ini, menyoroti motif pelaku yang menggunakan kekerasan sebagai alat penyelesaian masalah. Menurutnya, faktor kondisi lingkungan berpengaruh besar terhadap tindakan pelaku.
“Yang menjadi pertanyaan, mengapa para remaja memiliki pemikiran bahwa untuk menyelesaikan masalah, atau bahkan hanya untuk seru-seruan semata, harus menggunakan kekerasan. Dari ujung pangkal pemikiran seperti itu, tentu ini dikondisikan oleh lingkungan sosialisasi yang membentuk perspektif mereka. Tentu juga ada kelompok kelompok yang menaungi tindakan sosial semacam ini,” jelas Makmur.
Dia menegaskan, fenomena pembusuran tersebut sangat meresahkan masyarakat, terlebih saat malam hari. Untuk itu, Makmur meminta pemerintah mengutamakan melakukan pencegahan.
“Di titik itu pemerintah harusnya turun tangan, mencegah dan mengintervensi dengan solusi-solusi yang menyentuh akar persoalan,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Lakatong, Kecamatan Mangarabombang, Takalar, menjadi korban pembusuran oleh OTK, Minggu (12/5/2024).
Pandi mengalami luka pada bagian bokongnya dan dirawat RSU Padjonga Daeng Ngalle.
Saat kejadian, korban berada di kawasan tanggul desa Topejawa.
Ipda Haider mengaku belum mengetahui motif pelaku membusur.
Kasat Reskrim Polres Takalar, Ipda Haider membenarkan kejadian tersebut.
Sementara warga meminta kepolisian untuk mengungkap kasus serupa yang terjadi berulang kali.
