BULUKUMBA, EDUNEWS.ID – Petani jagung Bulukumba, Sulsel, mengaku kesulitan mendapatkan pupuk subdisi.
Hal ini diduga karena jatah pupuk subsidi turun menjadi 9 ribu ton yang sebelumnya 19 ribu ton.
Haidir selaku petani Desa Polewali, mengaku teoaksa tetap menanam menggunakan pupuk non subsidi.
“Kami kan harus tetap menanam, jadi kami beli pupuk non subsidi,” kata Haidir, Selasa (23/4/2024).
Haidir menilai, kebijakan mengurangi jatah pupuk subsidi merugikan petani.
Selain itu, biaya produksi juga meningkat.
“Mau tidak mau tetap beli pupuk, dari pada kami tidak menanam,” bebernya.
Haidir berharap harga jagung juga ikut naik.
“Andaikan harga jagung Rp 5.000 biar tidak pakai pupuk subsidi, tapi sekarang harganya cuma Rp 3.000 ribu perkilo,” ungkapnya.
