Nasional

Peluncuran Jamu Klinik, Program Keterampilan Wirausaha dan E-Commerce di Indonesia

JAKARTA, EDUNEWS.ID―Pembangunan sumber daya masyarakat dalam aspek ekonomi serta melalui jalur kewirausahaan merupakan salah satu solusi dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19. Salah satu bentuk respon masyarakat Jakarta dalam aspek kesehatan dan ekonomi yang ingin dilakukan Indonesia Resilience (IRES) berkolaborasi dengan Lee Kuan Yew Centre for Innovative Cities (LKYCIC) dari Singapore University of Technology and Design (SUTD) adalah membangun program Pelayanan Kesehatan Komunitas serta Keterampilan Wirausaha dan E-Commerce, yakni Jamu Klinik.

Bagi masyarakat Indonesia, jamu sering kali digunakan sebagai obat herbal tradisional yang berasal dari bahan-bahan alami seperti akar, kulit kayu, bunga, biji, daun dan buah. Jamu digunakan untuk mengobati, meredakan maupun menyembuhkan berbagai macam penyakit. Masyarakat Indonesia beranggapan, bahwa jamu juga sebagai paliatif untuk mengatasi beberapa gejala virus. Selain itu, jamu pun menjadi komoditas herbal yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Konsep jamu klinik berbasis komunitas ini telah hadir di penghujung tahun 2019 dan telah dibicarakan oleh warga, aktivis, akademis, pemerintah daerah, dan organisasi non-pemerintah dalam upaya alternatif untuk menghadapi varian virus serta dampak pandemi COVID-19 terutama di Jakarta.

Ide yang diinisiasi oleh IRES dan SUTD ini mengangkat pembangunan fasilitas kesehatan preventif berbasis pengobatan tradisional seperti Jamu. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Kelurahan Petamburan yang merupakan sebuah kampung kota di Jakarta Pusat. Pelaksanaan kegiatan tersebut akan menjangkau aspek pengelolaan tumbuhan serta produksi ekstrasi jamu, yang nantinya akan dikelola bersama oleh masyarakat setempat.

“Menurut kami, program ini adalah salah satu tools terbaik untuk membangun Resilient Community, dari sini kita bisa mengembangkan pengetahuan, peningkatan kapasitas, dan mengarahkan perubahan perilaku yang lebih sehat namun terjangkau. Ketika komunitas masyarakat sudah memiliki modal ekonomi dan kesehatan yang dikelola secara bersama, maka komunitas itu sudah memiliki resiliensi untuk menghadapi bencana maupun situasi darurat apapun.” ujar Kepala Divisi Riset dan Program IRES, Nazula Zulkifli dalam keterangannya, Selasa (15/2/2022).

Ia juga menambahkan bahwa penerimaan yang baik dan keramahan, serta rasa kepemilikan yang dirasakan di Kelurahan Petamburan menjadi awal yang baik dalam menjalankan tahapan-tahapan dan bagian dari kegiatan jamu klinik ini.

Benedict Cheong selaku Chief Executive Officer (CEO) dari Temasek Foundation yang juga pendukung dari program ini menegaskan, Jamu Klinik merupakan bentuk dukungan pertukaran pengetahuan untuk membantu pemukiman perkotaan di Jakarta dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) setempat.

” Saya percaya untuk membuat Asia berkembang, kita semua dapat berkolaborasi dan bekerja sama untuk memulihkan perekonomian di kala pandemi COVID-19 ini,” ucapnya.

Model kewirausahaan program ini mengacu pada pedoman pengembangan masyarakat yang dirancang oleh Sekolah Seniman Pangan dengan mengikuti tiga prinsip yaitu, Foodpreneurship dengan mengubah komoditas yang bernilai rendah menjadi bernilai produk, Farm Preneurship dengan mengubah hasil kebun menjadi produk yang siap diolah komoditas yang bernilai ekonomis, dan Service Preneurship dengan memanfaatkan produk makanan melalui toko makanan dan layanan pengiriman.

Pelaksanaan kegiatan ini bekerjasama dengan Pemerintah Kota Jakarta Pusat dan Provinsi DKI Jakarta untuk menyediakan pelayanan kesehatan dan keahlian teknis dalam pengelolaan tanaman.

 

Kegiatan akan diarahkan langsung oleh Indonesia Resilience (IRES) yang merupakan LSM lokal yang telah bekerja sama lebih dari setahun untuk mengembangkan komunitas Petamburan. IRES akan memfasilitasi masyarakat untuk dapat memulai tahapan dan langkah dari kegiatan jamu klinik ini.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan pun turut hadir pada acara pembukaan kegiatan jamu klinik dan meluncurkan secara resmi bahwa program ini sudah dimulai. Jakarta sebagai Kota Kolaborasi menjadi wadah yang tepat untuk dapat bekerjasama dalam menghadapi pandemi serta dampaknya.

“Kolaborasi dan kegiatan relawan merupakan salah satu bentuk usaha agar dapat menggerakan perekonomian ini. Dalam gerakan kolaborasi dibutuhkan kepercayaan dan transparansi terhadap setiap kebijakan yang dibuat. Semoga kegiatan ini dapat menjadi bentuk respon cepat dan tepat dari kolaborasi IRES, SUTD, dan Temasek Foundation terhadap masyarakat yang rentan dalam aspek ekonomi akibat Pandemi COVID-19,” tutur Anies.

“Besar harapan bahwa bentuk kolaborasi ini dapat membantu dalam pemulihan ekonomi. Semoga kegiatan ini dapat berkelanjutan dan memberikan dampak yang lebih luas untuk warga Petamburan,” pesan Profesor Cheong Koon Hean selaku Ketua dari Lee Kuan Yew Centre for Innovative Cities, Singapore University of Technology and Design.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top