JAKARTA, EDUNEWS.ID-Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menilai, big data 110 juta orang yang dikemukakan Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan soal penundaan Pemilu mustahil dan mesti dibuktikan atau ‘jangan dipercaya’.
Hal itu disampaikan Ismail dalam siaran langsung di Space Twitter ‘Tunda Pemilu Manipulasi Big Data’ pada Senin (21/3) pagi.
“Respons saya langsung clear bahwa big data 110 ini impossible dapetin data atau ada sekitar 11 juta orang. Cuma kita enggak bisa bilang possible saja ketika ada di bidang big data, harus dibuktikan,” ujar Ismail, dikutip dari cnnindonesia, Selasa 22 Maret 2022.
Ismail juga meminta metodologi pengambilan big data yang diklaim Luhut segera diungkap ke publik, agar peneliti lain bisa mereplikasi ulang klaimnya.
Ismail menduga ada pihak tertentu yang menyuplai big data 110 juta itu kepada Luhut. Namun hingga kini Ismail tak tahu siapa pihak yang memberi data tersebut.
Baca juga : Ketua DPD RI Sebut Klaim Luhut Soal Analisa Big Data Penundaan Pemilu 2024 tidak Kredibel!
Lebih lanjut ia mengingatkan hati-hati jangan sampai big data digunakan pemerintah untuk menjustifikasi sesuatu yang tidak benar, atau basis datanya tidak benar.
Ia menilai publik harus mengetahui jika ada pihak yang mengklaim punya big data tanpa membuka metodologi, maka klaim tersebut jangan dipercaya.
“Memanfaatkan ketidaktahuan publik terhadap big data mengklaim ini basisnya big data tapi tidak membuka metodelogi. Sangat penting ke depan ini publik harus tahu ketika ada orang mengklaim big data tapi tanpa membuka metodeloginya ini jangan dipercaya,” katanya.
