MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Makassar, Muhammad Roem, menanggapi kritik yang sebelumnya dikeluarkan Public Policy Network (Polinet) terhadap pelaksanaan Program Lorong Wisata (Longwis).
Roem mengungkapkan bahwa Dispar terlibat mulai dari perencanaan sampai dengan pemasaran Longwis.
Dia menjelaskan bahwa setiap lorong wisata direncanakan mempunyai ciri khas yang berbeda.
“Setiap lorong mempunyai ciri khas yang berbeda. Kami sudah menyelesaikan 16 perencanaan (pemetaan) lorong wisata dan sisanya sementara dikerjakan. Semua SKPD terlibat dalam program ini,” terangnya.
Adapun terkait marketing atau pemasaran Longwis ini, Dispar melibatkan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (PHRI) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dalam memasarkan.
“Melibatkan ASITA dan PHRI dalam memasarkan,” ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Direktur Eksekutif Polinet, Rizal Pauzi mengatakan bahwa target ribuan lorong wisata tidak rasional, apalagi masing masing lorong diberi input yang sama dan tidak mempunyai ciri khas.
Dispar, lanjutnya, mesti membuat masterplan dan memetakan potensi tiap lorong terlebih dahulu.
“Yang namanya wisata, kan harus unik. Ini 1000 lorong wisata, tidak rasional. Jangan sampai omong kosong. Bukannya kita larang, tapi kalau ribuan itu hiperbola. Seperti hanya sekadar ingin menghibur rakyat. Wisata bergantung pada kunjungan. Kunjungan bergantung pada ciri khas. Kalau berlebihan hanya akan membuat jenuh,” kritiknya.
