MAKASSAR, EDUNEWS.ID – PT (Persero) Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional IV menanggapi rekomendasi relokasi Depo Pertamina Makassar dari Polinet. Kepala Divisi Pelayanan Operasi Pelindo Regional IV Yusida M. Palesang menyebut bahwa relokasi membutuhkan kajian dan pertimbangan mendalam mengingat investasi infra-suprastruktur Depo Pertamina bernilai besar.
“Tentunya, rencana relokasi harus memastikan dan menjamin bahwa supply kebutuhan masyarakat Kota Makassar pada khususnya dan Sulawesi Selatan pada umumnya dipastikan tidak terganggu,” ucap Yusida ke edunews.id, Rabu (26/6/2024).
Saat dimintai tanggapan soal Rapat Dirjen Migas tertanggal 25 April 2024 berdasar undangan Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas No. 927 yang salah satu rekomendasinya adalah membuat kajian soal relokasi Depo, Yusida mengatakan bahwa lokasi pemindahan harus strategis. Pasalnya aset Pertamina merupakan investasi besar dan objek vital negara.
“Manajemen Pertamina (perlu) memikirkan dan mempertimbangkan rencana relokasi tangki BBM dengan lokasi yang strategis yang idealnya memang berbatasan pada sisi laut yang mana untuk memudahkan kegiatan loading dan unloading bahan bakar minyak,” tambahnya.
Meski begitu, mengingat kejadian di Plumpang Jakarta, ia mengaku bahwa sinergi Pelindo Regional IV dan Pertamina selaku BUMN tetap mengedepankan asas kepentingan masyarakat luas. Termasuk di dalamnya keamanan permukiman warga di sekitar Depo.
“Saat ini PT Pertamina juga telah memiliki konsep jangka panjang untuk perluasan lahan sebagai area buffer zone yang bertujuan untuk menjaga jarak aman antara tangki penyimpanan bahan bakar dengan area bangunan, jalan, dan utamanya menjaga jarak dari area pemukiman penduduk,” tutur Yusida.
Dalam press release yang diterima awak media, Direktur Polinet Rizal Pauzi menawarkan dua opsi untuk relokasi Depo yang salah satunya dinilai dapat meminimalisir penggunaan anggaran. Keduanya dilakukan dengan menghadirkan tempat dan teknologi baru serta menjamin pengelolaan yang berkualitas dan memenuhi standar resiko perusahaan internasional.
“Pemindahan ini dapat menggunakan dua opsi, yakni pembangunan sepenuhnya oleh pihak Pertamina, dapat pula menggunakan model kerja sama dengan pihak swasta dengan model public private partnership,” terangnya.
