GOWA, EDUNEWS.ID – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Gowa Raya (Cagora) turut menyoroti polemik penjaringan bakal calon rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM).
Mereka menilai panitia tidak transparan dan cenderung tendensius dalam meloloskan salah satu kandidat calon rektor.
“Kami HMI Gowa Raya menyatakan mosi tidak percaya atas seleksi calon rektor UIN Alauddin Makassar. Panitia tidak transparan dan cenderung mengistimewakan salah satu bakal calon,” kata Ketua Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Pemuda (PTKP) HMI Gowa Raya Muh. Fajar, Jumat (28/4/2023).
Selain itu, HMI Gowa Raya memandang tahapan seleksi calon rektor UINAM cacat administrasi.
Hal itu lantaran molornya pengumuman kandidat yang lolos verifikasi administrasi hingga adanya indikasi diskriminatif.
“Panitia calon rektor UIN Alauddin semakin menegaskan tidak beradabnya kampus ini dalam konteks berdemokrasi. Proses yang cacat pasti akan melahirkan pemimpin yang juga tidak berkualitas. Apalagi ada bacalon yang dipaksakan lolos dan hal ini sudah menjadi konsumsi publik,” ujar Fajar.
Olehnya itu, HMI Gowa Raya mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk mencabut status kepanitiaan calon rektor UINAM karena dianggap melabrak aturan tahapan pemilihan rektor serta meminta KPK mengawasi tahapan pemilihan rektor UIN Alauddin.
“Kementerian Agama sepatutnya merombak kepanitian calon rektor UIN Alauddin dan membatalkan hasil pengumuman calon yang lolos. Pun KPK, harus turun mengawasi karena berpotensi terjadi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme,” tutupnya.
