Kampus

Khawatir dengan Demokrasi Indonesia, BEM FEB Unismuh Makassar Helat Dialog Interaktif

Dialog Interaktif BEM FEB Unismuh Makassar. Sumber: Dok. Istimewa.

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Demokrasi Indonesia pasca-Pemilu 2024 jadi sorotan publik, termasuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Eknomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar.

Selasa (5/3/2024) kemarin, di UBC Unismuh Makassar, BEM FEB menggelar Dialog Interaktif guna membahas keberlangsungan demokrasi pasca-Pemilu. Kegiatan ini mengangkat ‘Demokrasi Pasca Pemilu: Indonesia Maju atau Mundur’ sebagai tajuk utamanya.

Rizki Mahda Putra selaku Ketua BEM FEB dalam sambutannya menuturkan bahwa kegiatan ini dihelat agar terbangun konsolidasi pikiran disebabkan mengkhawatirkannya kondisi demokrasi pasca-Pemilu.

“Hal-hal yang terjadi mulai dari pra sampai dengan proses pemilihan justru mengkhawatirkan bagi masa depan demokrasi sehingga pasca pemilu perlu kita jadikan sebagai momen untuk kembali berkumpul dan bertukar pikiran mengenai bagaimana nasib indonesia di masa yang akan datang,” tutur Rizky.

Konsolidasi pikiran, lanjut Rizky, diharapkan mampu menghasilkan solusi guna memperbaiki sistem politik, memperkuat partisipasi publik, dan mewujudkan demokrasi yang lebih baik. Untuk itu momen pasca-Pemilu perlu dijemput dan dimanfaatkan.

Sedangkan Muh. Asratillah, Direktur Profetik Istitute, selaku narasumber menjelaskan bahwa kejadian di Mahkamah Konstitusi (MK) akan melahirkan tren baru di dunia politik Indonesia.

Peserta Dialog Interaktif. Sumber: Dok. Istimewa.

“Putusan MK tentang usia minimal capres dan cawapres itu justru menarik mundur demokrasi. Putusan MK yg dinilai melanggar etik oleh MKMK kemarin akan menjadikan dinasti politik sebagai tren baru di masa yang akan datang,” jelasnya.

Menurut Asratillah, dinasti politik perlu jadi perhatian utama untuk meremajakan kembali demokrasi. Tapi sebelum itu, peremajaan gerakan masyarakat sipil juga penting untuk dilakukan.

Narasumber kedua, Andi Yahyatullah selaku Founder Anak Makassar Voice, menyampaikan hal yang sejalan dengan Asratillah. Yahyatullah menekankan agar kesadaran seperti ini bisa mulai dibangun di kampus dan khalayak umum lainnya.

“Pemuda dan mahasiswa perlu kembali sadar akan peran dan pengaruhnya untuk bergerak merespons hal-hal yang tidak sesuai dengan esensi demokrasi. Karena mahasiswa-lah elemen yang bertanggung jawab atas masa depan bangsa,” sebutnya.

Selain itu, Yahyatullah juga menyayangkan ketidakhadiran mahasiswa dalam merespons berbagai ketimpangan Pemilu yang terjadi.

Selama Dialog Interaktif berlangsung, Muh. Hanif Fatin selaku Kabid PO BEM FEB bertindak sebagai moderator guna memastikan kegiatan berjalan lancar.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top