Sosok

Djusman AR, Musuh Koruptor yang Memilih Berwirausaha

Foto : Djusman AR saat melayani Kajati Sulsel Leonard Eben Ezer Simanjuntak dan Aspidsus Jabal Nur di kedainya

MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Pegiat Anti Korupsi Djusman AR selain dikenal sebagai aktifis yang getol menyuarakan perlawanan terhadap perilaku korupsi,  saat ini juga aktif berwirausaha.

Djusman saat ini membuka usaha Kedai Tujuh Belas di Jalan Anggrek Raya, Kelurahan Paropo, Kecamatan Panakkukang, Makassar.

“Saya memilih berwirausaha karena tidak bersentuhan langsung dengan APBD dan APBN. Kita inikan memposisikan diri sebagai pengawas anggaran APBD (N) dan saya punya keluarga, ada juga kebutuhan jadi kita buka Kedai,” ungkap Djusman dikutip dari Bangsaku.co, Kamis (7/3/2024).

Dari Kedai itu, Djusman membiayai anaknya yang menempuh pendidikan S2 UI dan Unhas.

“Alhamdulillah saya juga punya anak sementara kuliah S2 di UI dan Unhas, melalui usaha ini saya mampu membiayainya. Ananda kalau pulang kampung atau libur semester seperti baru-baru ini, saya ajak ke Kedai untuk membantu melayani pengunjung,” sambung Djusman.

Djusman menyampaikan bahwa dirinya munkgin saja menjadi pejabat dan semacamnya, namun hal itu tidak selaras dengan prinsip hidupnya.

“Bukan bermaksud sesumbar atau sombong. Dengan berbagai rekam jejak saya sebagai pegiat anti korupsi berbekal keilmuan Hukum dan Keuangan. Beberapa kali saya diberikan peluang, kesempatan atau ajakan oleh petinggi eksekutif untuk masuk terlibat langsung misalnya Perumda, baik jadi Direksi ataupun Dewan Pengawas (Dewas), hingga petinggi Parpol banyak mengajak saya masuk Parpol bahkan ada yang menawarkan memimpin perusahaannya namun saya memilih jalan lain seperti ini untuk tetap berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya penyelamatan kerugian keuangan negara dan daerah yang digarong pejabat koruptor,” beber dia.

Ditengah profesinya sebagai pengusaha, Djusman tetap hangat menjadi teman berdiskusi bagi semua orang.

“Cukup kita memberi saran kepada adik- adik, teman-teman, kerabat atau keluarga di pemerintahan, yang jadi Kepala Daerah Kabupaten atau Kota, Begitu pula yang menjabat Direksi/Dewas BUMD, bahkan sahabat yang duduk DPR RI, DPRD Provinsi maupun Kota. Kita selalu beri saran untuk mementingkan kepentingan masyarakat, mengingatkan jangan korupsi bahkan kita kritik ataupun melaporkan jika yang dilakukan itu salah,” ungkapnya.

Dia juga meminta publik untuk mengkritik dirinya jika suatu saat keliru. Djusman mengaku terbuka atas masukan-masukan.

Dengan penampilannya yang sederhana dan apa adanya, Djusman mengaku  nyaman, termasuk dengan statusnya sekarang yakni sebagai pengiat anti korupsi dan penjual kopi.

Ditengah usaha kopinya, Djusman tetap dengan senang hati menyanggupi undangan menjadi narasumber dari berbagai pihak.

Djusman menambahkan,  wirausaha ini juga sebagai bentuk komitmen dan penguatan integritasnya sebagai Pegiat Anti Korupsi yang konsisten menjauhi menikmati atau mengelola APBD(N).

“Kan tidak logis kalau kita memposisikan diri sebagai pengawas anggaran lalu terlibat didalamnya mengelola atau menikmati,” bebernya.

Mengingat NGO anti korupsi itu dua hal yang harus melekat pada kepribadiannya yakni matang SDM dan mapan finansialnya.

“Jadi apapun profesi saya yang lain tetap Anti Korupsi number one,” pungkasnya.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top