MALINO, EDUNEWS.ID – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Makassar sukses menggelar kegiatan Tadabbur Alam yang penuh makna. Acara ini bukan sekadar perayaan, melainkan sebuah refleksi perjalanan sepuluh tahun berdirinya PMII Rayon FEBI, yang dihelat dengan megah di Parabus Camp Malino, Kabupaten Gowa, dari tanggal 18 hingga 20 Juli 2025.
Mengusung tema inspiratif “Kilas Balik Perjalanan 10 Tahun Rayon FEBI: 1 Dekade, Sejuta Cerita – 2014 Sampai Bumi Berhenti Berputar”, kegiatan ini diikuti oleh seratusan peserta yang antusias.
Tiga Hari Penuh Makna di Pelukan Alam Malino
Selama tiga hari penuh, para peserta diajak menyelami serangkaian kegiatan yang memadukan spiritualitas, kebersamaan, dan perencanaan strategis organisasi. Malino Bersholawat menjadi pembuka yang khusyuk, di mana gema Yasin dan Barzanji berkumandang syahdu di tengah alam terbuka. Tak hanya itu, semangat kebersamaan juga terpancar dalam sesi Outbond yang penuh keceriaan.
Bagian paling substansial adalah Refleksi Satu Dekade Rayon FEBI dan Sharing Season, di mana anggota, senior, dan pengurus saling bertukar pikiran dan pengalaman. Sesi Pembuatan Pohon Harapan menjadi simbolisasi cita-cita dan harapan untuk masa depan organisasi, diikuti dengan Navigasi Arah Gerak Organisasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis ke depan.
Lebih dari Sekadar Seremonial : Ruang Konsolidasi dan Tradisi KeislamanElya, Ketua Panitia kegiatan, menegaskan bahwa Tadabbur Alam ini jauh dari sekadar seremoni.
“Kegiatan ini bukan sekadar ceremonial belaka, tetapi ini menjadi momentum penting bagi kami untuk melakukan konsolidasi internal, bertemu dengan senior-senior, dan tentunya menjaga tradisi keislaman seperti Barzanji dan Yasinan di alam terbuka,” ujarnya.
Senada dengan Elya, Abid selaku Ketua Rayon mengungkapkan betapa vitalnya kegiatan ini bagi kelanjutan tongkat estafet organisasi.
“Kegiatan ini penting sekali bagi kami penerus tongkat estafet organisasi karena kami dapat bertukar pikiran dengan sahabat senior sebagai pendahulu kami, juga dengan sahabat muda yang berada di bawah kami untuk menyusun arah gerak dan refleksi ke depan setelah berada di umur 10 tahun ini,” tuturnya.
Pesan Mendalam dari Para Tokoh: Ilmu untuk Amal dan Jangan Jadi Penghancur
Rahmat, Koordinator Steering, menekankan pentingnya mengaplikasikan ilmu dan pengalaman yang didapat.
“Hal paling penting dalam kegiatan ini adalah apa setelah kegiatan ini, tentunya saya berpesan segala hal ilmu dan pengalaman selama 10 tahun yang diperoleh dari para pelaku sejarah dapat diamalkan, maksudnya mengambil hal baik dan meninggalkan hal buruk karena sejatinya ilmu itu untuk amal,” ungkapnya.
Pesan tak kalah mendalam datang dari Kodrat Wahyudi, Ketua Pertama Rayon. Ia mengingatkan para penerus agar tidak menjadi generasi penghancur organisasi.
“Organisasi ini dibuat dengan susah payah, bahkan dengan taruhan nyawa sehingga meneruskan pesan para senior bahwa jangan pernah menjadi generasi penghancur, yakni tidak tahu proses dan tiba-tiba muncul sebagai senior bahkan ingin menjadi Tuhan dalam organisasi, tetapi jadilah generasi penerus yang merasakan pahit manisnya organisasi dan menjadi senior yang mampu mengayomi adek-adeknya,” pungkas Kodrat, mewakili seluruh jajaran senior PMII Rayon FEBI.
Kegiatan Tadabbur Alam ini menjadi penanda penting satu dekade PMII Rayon FEBI, menyatukan seluruh elemen dalam semangat kebersamaan, refleksi, dan komitmen untuk terus berkarya. (**)
