DAERAH

Pipa Vale Bocor, Polinet Soroti Bahaya Jangka Panjang dan Lemahnya Pengawasan Pemerintah

Insiden kebocoran pipa milik PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 23 Agustus 2025

LUTIM, EDUNEWS.ID – Insiden kebocoran pipa milik PT Vale Indonesia di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, tak hanya merusak lingkungan, tetapi juga memicu kritik tajam dari berbagai pihak.

Public Policy Network (Polinet), sebuah lembaga kajian kebijakan publik, menyoroti potensi  bahaya jangka panjang dari insiden ini dan mempertanyakan efektivitas pengawasan pemerintah.

Peneliti senior Polinet, Reni Anggraini, berargumen bahwa kebocoran pipa ini bukan sekadar kecelakaan, melainkan cerminan dari potensi risiko yang lebih besar.  menjelaskan bahwa dampak pencemaran minyak ini jauh lebih luas dari sekadar kerugian ekonomi bagi petani.

“Pencemaran minyak ini tidak hanya merusak sawah dan mengancam mata pencarian warga, tetapi juga memiliki dampak multidimensi,” ujar Reni, Rabu, 27 Agustus 2025.

Ia merinci bahwa tumpahan minyak berpotensi merusak ekosistem perairan secara permanen, mengancam keanekaragaman hayati air seperti ikan dan mikroorganisme. Lebih dari itu, zat kimia dalam minyak dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat. “Ini adalah ancaman serius bagi kesehatan publik dalam jangka panjang,” tegasnya.

Kritik  Pengawasan PemerintahPolinet juga menyoroti kelemahan dalam sistem kebijakan dan pengawasan pemerintah. Menurut Reni, insiden ini menunjukkan bahwa regulasi yang ada tidak berjalan optimal. “Pipa yang berusia puluhan tahun  seharusnya sudah masuk kategori infrastruktur berisiko tinggi yang membutuhkan pengawasan ekstra ketat dan audit rutin. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, terkesan pasif dan hanya bertindak setelah terjadi tragedi,” kritiknya.

Ia menegaskan bahwa tugas pemerintah bukan hanya mengawasi, tetapi juga memastikan transparansi data operasional perusahaan.

“Tanpa data yang transparan, publik dan pemerintah sulit melakukan evaluasi risiko yang akurat. Tragedi ini seharusnya menjadi momentum bagi pemerintah untuk meninjau ulang semua izin operasional perusahaan dengan infrastruktur tua dan berisiko tinggi,” pungkas Reni.

Secara keseluruhan, Polinet menilai insiden kebocoran pipa PT Vale adalah pengingat penting bahwa kebijakan lingkungan dan industri harus diperkuat. Pemerintah harus beralih dari pendekatan reaktif menjadi proaktif, dengan memperketat pengawasan, menegakkan regulasi, dan memastikan akuntabilitas perusahaan demi melindungi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (**)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kerjasama dan Mitra silakan menghubungi 085171117123

Kirim Berita

  • redaksi@edunews.id
  • redaksiedunews@gmail.com

ALAMAT

  • Branch Office : Gedung Graha Pena Lt 5 – Regus – 520 Jl. Urip Sumoharjo No. 20, Pampang, Makassar Sulawesi Selatan 90234
  • Head Office : Plaza Aminta Lt 5 – Blackvox – 504 Jl. TB Simatupang Kav. 10 RT.6/14 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12310. Telepon : 0411 366 2154 – 0851-71117-123

 

To Top