JAKARTA, EDUNEWS.ID-Mantan Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini berpendapat jika perlu ada penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini.
Rudi menuturkan, penyesuaian harga BBM naik ataupun turun harus mengikuti kesepakatan awal yang telah berjalan yaitu setiap periode dua minggu sekali, sehingga tidak menghilangkan kepercayaan konsumen dalam hal ini masyarakat pada pemerintah, yang selama ini dilakukan pada tanggal 1 atau 15.
“Apalagi sekarang sudah harusnya turun sejak sebulan lalu, sehingga kewajiban menurunkan harga BBM sudah sangat mendesak,” kata Rudi, Ahad (12/4/2020).
Namun Rudi menuturkan, kita harus bijak menyikapi nilai jualnya kepada masyarakat, di satu sisi jangan sampai ada kesan mengeksploitasi masyarakat dengan memberi harga terlalu tinggi jauh dari nilai keekonomian.
“Juga jangan terlalu rendah sehingga membutuhkan subsidi yang tinggi dari pemerintah,” paparnya.
Rudi menjelaskan, bila menggunakan paramater baru yang sedang terjadi, yaitu USD senilai Rp. 16.000 dan harga minyak 35 USD per barrel, maka harga minyak mentah setara Rp. 3.500, ditambah biaya pengolahan, transportasi, dan PPn maka bisa menjadi Rp. 4.500, bila ditambah keuntungan Pertamina 10% maka akan menjadi seharga Rp. 5.000.
Untuk menjaga kelangsungan tugas pertamina menjaga satu harga sampai ke pelosok ditambah menutupi penurunan pendapatan di sisi hulu maka masih pantas ditambah lagi dengan nilai Rp. 500 sampai 1000 per liter BBM.
“Artinya harga yang dijual ke masyarakat Rp. 5.500 sampai Rp. 6.000 adalah harga yang sudah memasukan segala mancam aspek sehingga pertamina mendapat perlindungan dan masyarakat juga membeli dengan harga yang wajar dan masih terjangkau,” ungkapnya.
Sebagai perbandingan, saat ini di negara tetangga Malaysia harga Ron 95 (Pertamax) adalah 1,25 Ringgit atau setara dengan Rp. 4.500 per liter. Jadi wajar kalau di Indonesia dijual dengan harga Rp. 5.500.
‘Jangan sampai anugerah harga minyak dunia turun tidak dirasakan dan dinikmati masyarakat Indonesia, tetapi hanya dinikmati oleh pemerintah dan BUMN nya saja,” tutup Rudi (rls)
