MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin (Appi), menghadiri Silaturahim Munajat Santri dan Ulama Pesantren (SITARUPA) se-Indonesia Timur di Balai Manunggal Prajurit Jenderal M. Yusuf, Makassar, Selasa (28/10/2025).
Acara religius yang dirangkaikan dengan Peringatan Hari Santri 2025 ini menjadi momentum bersejarah karena mempertemukan santri, kiai, dan pimpinan pondok pesantren dari 11 Provinsi di kawasan Indonesia Timur untuk pertama kalinya dalam satu majelis besar.
Perda Pengelolaan Pesantren Ditargetkan Tuntas 2026
Dalam sambutannya, Wali Kota Munafri menegaskan komitmen kuat Pemerintah Kota Makassar untuk mendukung dan melindungi kemajuan pesantren. Komitmen tersebut diwujudkan melalui pengajuan Rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Sistem Pengelolaan Pesantren.
“Komitmen kami terhadap perkembangan pesantren dan pendidikan Islam sudah kami jalankan,” tutur Appi. “Tahun ini kami telah mengajukan Rancangan Perda Sistem Pengelolaan Pesantren dan dibahas bersama Dewan. Insya Allah akan disahkan DPRD Kota Makassar pada 2026,” lanjutnya.
Munafri menjelaskan, Perda tersebut sangat penting untuk memberikan payung hukum bagi keberlangsungan pesantren, tata kelola kelembagaan, penguatan kurikulum keagamaan, dan yang terpenting, perlindungan santri.
“Kami tidak ingin pesantren hanya dijadikan objek atau dikambinghitamkan ketika ada persoalan. Pemerintah harus hadir melindungi santri, para pengajar, dan lembaga pesantren,” tegasnya.
Pesantren Sebagai Perekat Persatuan dan Ekonomi
Munafri menambahkan, kehadiran ribuan santri dan ulama di Makassar adalah rahmat bagi kota ini. Ia menyebut pesantren memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai moral dan perekat persatuan bangsa, serta pentingnya Pesantren Business Forum sebagai langkah nyata memperkuat kemandirian ekonomi pesantren.
Ia juga menyampaikan bahwa pembangunan Kota Makassar tidak akan berhasil tanpa doa mustajab dari para ulama dan peran kalangan pesantren.
“Di Makassar ini hidup 1,4 juta jiwa. Apa yang kami lakukan sebagai pemerintah tidak akan cukup tanpa doa-doa para ulama,” jelas Appi.
Di akhir sambutan, ia berpesan agar masyarakat terus menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama, serta mengajak para tamu dari Indonesia Timur untuk menikmati keramahan Kota Makassar.
“Nikmatilah Kota Makassar… Ada dua larangan di Makassar. Pertama, dilarang diet. Kedua, dilarang buru-buru pulang. Minimal dua sampai tiga hari tinggal di Makassar, rasakan semilir angin Mamiri dan keindahan Pantai Losari,” pungkasnya disambut tawa peserta. (**)


