MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Orang datang dan pergi silih berganti. Begitu juga dengan Pengurus KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Daerah Makassar.
Pelaksanaan Musda (Musyawarah Daerah) ke 7 telah melahirkan sosok pemimpin dan menetapkan Muh Imran sebagai nahkoda baru KAMMI Makassar, pada Jumat (16/6/2023).
Awak media edunews.id menghubungi Muh Imran selaku Ketua Umum terpilih untuk menanyakan amanah besar yang baru diembannya, pada Senin (19/6/2023).
“Tentu amanah merupakan tanggung jawab, sehingga cukup berat untuk mengembannya. Tapi dengan cinta itu kemudian menjadi landasan untuk menerimah amanh sebagai nahkoda, karena dengan cinta Insya Allah semua akan menjadi nilai indah di sisi Allah”, ucap Imran, nama sapaannya, saat dihubungi via WA.
Imran mengaku akan lebih baik dari Ketua Umum sebelumnya meskipun komitmen tersebut telah menjadi asas gerakan di KAMMI.
“Jelas, kenapa? Karena perbaikan merupakan tradisi gerakan KAMMI. Tapi komitmen itu saya rasa siapapun sebagai kader (baik itu) pernah mengurus atau tidak (sudah) merupakan satu semboyan”, lanjutnya.
Di tengah menurunnya minat para pemuda mahasiswa untuk berorganisasi, Imran berani mengambil tanggung jawab besar untuk memaksimalkan kinerja yang belum tercapai di periode kepengurusan sebelumnya.
“Di mana fase mahasiswa (sekarang) dipenuhi dengan fasilitas hedonisme. Sehingga yang menjadi visi besar saya sebagai Ketua Umum terpilih, yaitu menguatkan internalisasi nilai-nilai Muslim Negarawan di mana satu patroli dan citra kader-kader KAMMI”, ujarnya soal cita-cita untuk lembaga.
Selain internalisasi nilai, ia juga akan menerapkan gerakan ekstraparlementer.
“Dan juga persoalan gerakan ekstraparlementer sebagai satu kredo gerakan KAMMI itu perlu penguatan internalisasi nilai-nilai filosofi gerakan”, lanjutnya.
Akhir wawancara, Imran mengaku akan mengembangkan kondisi finansial KAMMI demi keberlangsungan kinerja lembaga yang optimal.
“Dan yang terakhir soal finansial organisasi sebagai penopang progresifitas program kerja kedepan”, tutupnya soal visi yang akan Ia terapkan selama satu periode ke depan.
Hingga akhirnya kerja kolektif tetap akan jadi penentu keberhasilan organisasi. Maka PR seorang nahkoda baru adalah bagamana menjaga keutuhan solidaritas dan keharmonisan tiap awak kapalnya.
