MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Depo Pertamina yang terletak di Jl Sabutung, Kecamatan Ujung tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sempat membuat warga sekitar merasa was-was.
Perasaan was-was tersebut lantaran lokasi Depo Pertamina sangat dekat dengan pemukiman warga.
“Kalau dibilang was-was, saya sempat was-was juga setelah lihat itu kebakaran di Depo Plumpang,” kata Anwar warga sekitar Depo, Kamis (9/3/2023) dikutip dari tribuntimur.
Berdasarkan pantauan, Depo Pertamina tersebut hanya dipisahkan oleh tembok dan jalan.
Disisi lain, PT Pertamina MOR VII dinilai melepaskan tanggung jawabnya dalam hal mewujudkan Zona Aman dari pemukiman warga di area Terminal Pengisian Bahan Bakar Minyak (TBBM) PT Pertamina Makassar ke PT Pelindo.
Pelimpahan tanggung jawab tersebut lantaran lahan yang digunakan Pertamina adalah status sewa lahan milik PT Pelindo.
Adapun area ‘berbahaya’ ada di sisi selatan dimana posisi tangki timbun berada.
Meski begitu Pertamina berdalih warga tidak perlu khawatir.
Pertamina mengaku rutin melakukan pelatihan Tabung Safety.
Namun warga tetap mengaku was-was serta berharap Pertamina melakukan langkah-langkah mitigasi.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan membuat wilayah aman di sekitar kilang-kilang Pertamina.
Langkah itu diambil sebagai tindak lanjut arahan Presiden untuk melindungi masyarakat sekitar.
Menurutnya, wilayah aman Depo BBM dari pemukiman warga akan dibatasi sejauh 50 meter dari pagar tutup area Depo.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tahun 2005 sempat terjadi insiden kebakaran di dalam Depo Pertamina Makassar.
Selanjutnya, pada tahun 2017, warga Kecamatan Ujung Tanah melayangkan protes atas keberadaan Depo BBM PT Pertamina Makassar tersebut. Mereka menuntut pihak pertamina untuk pindah.
Protes warga bukanlah tanpa sebab.
Tuntutan itu akibat ambruknya tiang penyangga tangki LPG Pertamina sehingga membuat warga yang bermukim disekitar Depo LPG turut khawatir.
Warga khawatir anjloknya penyangga tangki dapat memicu ledakan.
“Kami minta depo ini dipindahkan segera, kami akan lapor ke DPR,” ujar Sampara warga Jl Barukang saat menggeruduk TBBM Makassar di Jalan Satando, Makassar, Kamis (24/8/2017) dikutip dari detiknews.
Meski demikian, pihak Pertamina mengatakan memindahkan depot LPG di kawasan pelabuhan Makassar tersebut bukanlah hal mudah.
Apalagi, menurut Pertamina, pihaknya telah memenuhi aspek operasional, sarana dan prasarana hingga antisipasi, sesuai SOP.
“Pertamina dalam setiap operasinya selalu mengedepankan aspek safety. Jadi baik dari sisi operasional reguler harian dan sarana prasarana juga kesiapan tindakan antisipasi, kita lakukan sesuai SOP-nya. Jadi masyarakat sekitar tidak perlu khawatir, semua dengan cepat kita kendalikan,” tutur Area Manager Communication and Relation Pertamina Marketing Operation Region VII Sulawesi, Hermansyah Nasroen, Jumat (25/8/2017) dikutip dari detiknews.
Pernyataan Hermansyah pun ditanggapi Dito Ganinduto selaku salah satu anggota Komisi VII DPR RI saat itu.
Dia menilai depot LPG tersebut sudah tidak memenuhi syarat karena lokasinya yang dekat dengan pemukiman penduduk.
“LPG ini yang ada di sini itu sudah tidak layak digunakan, memang lokasi depot LPG sudah tidak memenuhi syarat. Lokasinya dekat dengan Pelindo, dan dengan masyarakat terlalu dekat. Karena jarak safety dengan masyarakat itu kan mestinya 122 meter. Nah ini nggak sampai 122 meter sudah ada masyarakat,” ungkap Dito, Jumat (25/8/2017) dikutip dari detiknews.
Dito juga mengatakan, lahan Depot LPG Pertamina tersebut adalah tanah sengketa dan tidak memiliki izin IMB sehingga harus direlokasi.
“Dengan robohnya ini, kita minta direlokasi, jadi kita minta ditutup saja di situ. Sudah tidak memenuhi syarat, kalau dia mau bangun lagi pun, dia harus punya IMB (izin mendirikan bangunan). Padahal tanah itu tanah sengketa,” terangnya.
