MAKASSAR, EDUNEWS.ID – Jelang pemilihan rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) periode 2026-2030, persaingan antara dua calon terkuat, Prof. Jamaluddin Jompa (Prof JJ) dan Prof. Budu, semakin sengit.
Awalnya, Prof JJ yang merupakan petahana dianggap akan melenggang mulus, namun masuknya Prof Budu dalam bursa membuat peta kekuatan berubah.
Prof Budu, yang saat ini menjabat sebagai Dekan Sekolah Pascasarjana Unhas, disebut-sebut memiliki kekuatan internal yang solid dan basis massa yang loyal. Ini terlihat dari ketidakhadirannya saat Prof JJ mendaftar, yang belakangan diklarifikasi Budu karena ia tidak mendapat pemberitahuan. Ia menambahkan bahwa ia pasti akan datang jika diberitahu.
“Saya tidak tahu, dan saya tidak diberitahu,” jelas Prof Budu dalam rilis yang diterima, Rabu (10/9/2025).
Di sisi lain, Prof JJ saat pendaftaran didampingi sejumlah dekan dan pejabat rektorat. Namun, rumor mengenai dukungan internal juga menghampiri Prof Budu, yang menyatakan bahwa para dekan lain mendoakannya dari jauh.
Selain dukungan internal, kekuatan eksternal kedua calon juga menjadi sorotan. Prof JJ dikabarkan memiliki kedekatan dengan petinggi salah satu partai politik besar, PDI Perjuangan. Bahkan, isu adanya “kertas sakti” yang berisi komitmen dukungan beredar luas, meskipun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak Unhas.
Sementara itu, Prof Budu juga disebut-sebut memiliki relasi yang kuat dengan berbagai elit kekuasaan. Sebagai seorang dokter senior yang berkiprah di kancah nasional dan internasional, jaringannya dianggap luas dan mengakar. (**)
